Ntvnews.id, Jakarta - Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada Senin, 21 Oktober 2024.
Penunjukan ini menuai perhatian publik, terutama setelah muncul aksi demonstrasi dari sejumlah pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) pagi tadi di Kantor Kementerian Dikti Saintek, Jalan Pintu Senayan, Senin pagi, 20 Januari 2025.
Dalam aksi unjuk rasa, terlihat puluhan pegawai yang berunjuk rasa dan mengenakan kemeja hitam. Mereka membawa sejumlah spanduk berukuran besar. Beberapa spanduk antara lain bertuliskan, "Pak Presiden, selamatkan kami dari Menteri pemarah, suka main tampar dan main pecat".
Baca Juga: Mengenal Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Dikti Saintek yang Didemo Anak Buah
Istri sang menteri pun disebut dalam salah satu spanduk yang dibentangkan demonstran. Salah satu spanduk demonstran bahkan berbunyi, "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri!".
Pernyataan ini memicu rasa penasaran publik tentang siapa sebenarnya sosok istri dari Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Satryo Soemantri (Antara)
Profil Silvia Ratnawati Brodjonegoro
Silvia Ratnawati Brodjonegoro merupakan istri dari Satryo Soemantri Brodjonegoro. Dari pernikahan mereka, pasangan ini dikaruniai dua orang anak.
Salah satu anak mereka, Diantha Soemantri, mencatatkan prestasi membanggakan dengan menjadi guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada usia yang terbilang muda, yakni 42 tahun.
Baca Juga: Didemo Pegawai Sendiri, Menteri Dikti Saintek Disebut Arogan-Suka Nampar Bawahan
Sebagai pasangan, Silvia dan Satryo dikenal menjaga kehidupan pribadi mereka jauh dari sorotan media.
Meski demikian, nama Silvia ikut terseret dalam isu yang berkembang di Kementerian Dikti Saintek, terutama setelah muncul tudingan dari para demonstran.
Namun, gelombang kritik terhadap kepemimpinannya di Kemendikti Saintek menunjukkan bahwa tantangan besar menantinya. Tuduhan yang melibatkan istrinya juga menjadi isu sensitif yang mencuri perhatian masyarakat.
Sekjen Kementerian Buka Suara
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dikti Saintek Togar M Simatupang menyatakan peristiwa ini merupakan bagian dari dinamika interaksi yang lazim dalam sebuah pemekaran organisasi.
Baca Juga: Momen Menteri Dikti Saintek Disoraki Bawahan, Diteriaki: Copot... Copot!
Ia menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk melakukan berbagai pendekatan persuasif, termasuk dialog.
"Sebenarnya masih ada ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik," ujar Togar M. Simatupang.
Mengenai pemberhentian pegawai, Togar menjelaskan bahwa hal tersebut tidak dilakukan secara mendadak.
"Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," katanya.