Pengakuan Pegawai Kemendikti Saintek: Diusir Menteri Satryo Gara-gara Meja Tamu Lantai 18

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jan 2025, 15:30
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Satryo Soemantri Satryo Soemantri (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - ASN dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Ditjen Dikti Saintek) Kemendikti Saintek menggelar aksi protes bertajuk “senin hitam” di lobi utama Gedung D, Gedung Kemendikti Saintek, pada Senin pagi, 20 Januari 2025.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Pemicunya adalah pemecatan yang dianggap tidak adil terhadap Neni Herlina, seorang Prahum Ahli Muda sekaligus Penanggung Jawab Rumah Tangga Setditjen Diktiristek, yang telah mengabdi selama 24 tahun.

Pada Jumat, 17 Januari 2025, Neni mengaku diusir secara mendadak oleh pimpinan tertinggi Kemendikti Saintek dari ruang kerjanya.

“Tiba-tiba pimpinan tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan di hadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen. Saya keluar dan shalat,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip Senin, 20 Januari 2025.

Menter Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo anak buahnya sendiri. (Ist.) Menter Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo anak buahnya sendiri. (Ist.)

Neni menjelaskan bahwa sebelum terjadi pergantian pimpinan, timnya telah diarahkan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pimpinan baru. Ia mengklaim bahwa pihaknya segera beradaptasi dan siap melayani pimpinan baru, khususnya untuk urusan rumah tangga kantor.

“Terutama penanggung jawab rumah tangga, saya, dengan urusan-urusan rumah tangga kantor saja, bukan urusan bidang substantif pendidikan tinggi,” ungkapnya.

Menurut Neni, konflik bermula dari meja tamu di lantai 18 yang dirasa perlu diganti. Meja tersebut telah dipakai sejak era pimpinan sebelumnya. Ia menilai permasalahan terkait rumah tangga kantor sering diarahkan kepadanya, hingga berujung pada pemindahannya dari institusi.

“Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepada saya, sampai saya harus keluar dari institusi ini,” katanya.

Neni juga menceritakan bahwa pada 30 Oktober 2024, ia dipanggil oleh pimpinan untuk diberikan peringatan keras. Saat itu, ia didampingi oleh seorang sekretariat pimpinan yang belakangan juga dipecat.

Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri bersama sang istri, Silvia Ratnawati Brodjonegoro. <b>(Dok.Antara)</b> Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri bersama sang istri, Silvia Ratnawati Brodjonegoro. (Dok.Antara)

“Perintah pimpinan adalah tidak diperbolehkan membeli sesuatu tanpa persetujuan pimpinan, kalau terjadi lagi saya pecat kalian... Dan pada tanggal 1 Desember 2024 sekretariat pimpinan tersebut dipecat, melalui telepon,” ujarnya.

Pada 3 Desember 2024, Neni mengungkapkan bahwa Ketua Tim Umum dan Barang Milik Negara (BMN) tiba-tiba dipindahkan dari rumah tangga hanya melalui pesan WhatsApp. Meski demikian, ia menyebut bahwa timnya tetap menjalankan tugas sesuai arahan pimpinan lainnya.

“Sampai kemarin saya diusir layaknya penghuni kost yang tidak membayar sewa? Apakah pantas seorang pimpinan tertinggi kementerian memindahkan stafnya tanpa mengacu kepada Peraturan PNS/ASN yang berlaku?” tanyanya dengan tegas.

Kendati merasa diperlakukan tidak adil, Neni tetap menyampaikan permohonan maaf kepada pimpinan definitif atas kekurangan selama ia bekerja.

“Saya menitipkan teman-teman pegawai Diktiristek, jangan sampai ada lagi yang diperlakukan tidak adil seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang yang ada,” pungkasnya.

x|close