Ntvnews.id, Amerika Serikat - Michelle Obama, mantan ibu negara Amerika Serikat, memutuskan untuk tidak hadir dalam pelantikan Presiden Terpilih AS, Donald Trump yang digelar hari ini, Senin, 20 Januari 2025 waktu AS.
Hal itu karena dia merasa tidak ingin "tersenyum palsu" di depan seseorang yang menurutnya merupakan ancaman bagi demokrasi AS, menurut laporan yang beredar.
Pada minggu lalu, dikonfirmasi bahwa Michelle Obama tidak akan menghadiri acara pelantikan presiden terpilih, meskipun pernyataan singkat dari kantornya tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Selain itu, Michelle Obama juga absen pada pemakaman kenegaraan mantan Presiden Jimmy Carter minggu lalu karena alasan "konflik jadwal", meskipun kemudian diketahui bahwa dia sedang berlibur di Hawaii.
Saat berbicara di Konvensi Nasional Demokrat pada bulan Agustus lalu di Chicago, isi pidatonya mendukung Kamala Harris dan menyerang Trump dengan menyebutnya "kebohongan misoginis dan rasis".
Sejak saat itu, Michelle belum terlihat bersama suaminya, mantan Presiden Barack Obama, di depan umum.
Meski begitu, dalam perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-32, Michelle mengucapkan terima kasih kepada Barack melalui Instagram, mengatakan, "Terima kasih sudah selalu ada untuk saya, mendukung saya, dan selalu menemukan cara untuk membuat saya tersenyum."
Sejak pengumumannya untuk tidak hadir dalam pelantikan Trump, banyak spekulasi berkembang mengenai alasan di balik keputusan tersebut. Kini, seorang sumber yang dekat dengan Michelle Obama membocorkan alasan sebenarnya.
"Perasaan Michelle terhadap Trump tidak bisa dilebih-lebihkan. Dia bukan tipe orang yang akan berpura-pura tersenyum hanya demi menjalankan protokol," kata sumber tersebut, dikutip dari laman People.
"Michelle tidak melakukan sesuatu hanya karena itu diharapkan, karena itu tradisi, atau karena itu adalah protokol. Jika dia hadir pada pelantikan kedua Trump, dia harus menahan perasaannya di depan umum," tambah sumber tersebut.
Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi juga memilih untuk tidak hadir, tetapi Barack Obama bersama mantan presiden Bill Clinton dan George W. Bush, serta istri mereka Hillary Clinton dan Laura Bush, dipastikan akan hadir untuk menyaksikan acara tersebut.
Sementara itu, baik Donald maupun Melania Trump menolak untuk menghadiri pelantikan Joe Biden pada Januari 2021, menjadikan mereka pemimpin AS pertama yang tidak hadir dalam acara suksesi sejak 1869.
Michelle Obama, yang menjabat sebagai ibu negara dari 2009 hingga 2017, hadir pada pelantikan pertama Trump pada Januari 2017, namun kemudian mengungkapkan ketidaknyamanannya karena duduk di antara penonton dan menyaksikan Trump disumpah sebagai presiden.
"Melihat situasi itu, saya merasa ada yang tidak sesuai dengan apa yang kami perjuangkan. Tidak ada keragaman, tidak ada representasi dari berbagai lapisan masyarakat," ujar Michelle dalam acara The Light Podcast pada 2023.
"Di atas panggung itu, tidak ada cerminan dari Amerika yang sesungguhnya. Banyak orang yang memotret saya dan berkomentar, 'Kamu tidak terlihat bahagia.' Memang, saya tidak bahagia," jelasnya.
Michelle kemudian menambahkan bahwa dia menangis selama setengah jam setelah upacara pelantikan tersebut, "karena itu menunjukkan betapa kami menahan perasaan selama delapan tahun terakhir."
Meskipun ada banyak desakan agar Michelle mencalonkan diri sebagai presiden di masa depan, dia cenderung menghindari dunia politik setelah meninggalkan Gedung Putih, dan menurut sumber, "dia merasa tidak perlu lagi menjadi figur publik."
Kebenciannya terhadap Trump bukanlah hal baru, mengingat Trump, yang menjabat sebagai presiden ke-45 dan ke-47, sering kali menyerang dan menghina keluarganya, bahkan menyebut suaminya dengan sebutan merendahkan seperti, "Barack Hussein Obama" dan membuat komentar negatif tentang orang kulit berwarna yang semakin memperburuk pandangan Michelle terhadapnya, seperti yang dikatakan sumber.
Sementara itu, Barack Obama tampaknya tidak terganggu dengan perlakuan Trump. Pada pemakaman Carter di Katedral Nasional Washington, Barack terlihat berbincang santai dan tertawa bersama Trump.
Trump kemudian mengenang momen tersebut dengan mengatakan kepada wartawan, "Itu terlihat sangat akrab, saya harus mengakui. Saya tidak menyadari betapa ramahnya suasana itu."