Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat yang baru dilantik, Donald Trump berjanji untuk mengambil alih kembali Terusan Panama. Hal itu ia ungkapkan dalam pidato pelantikannya di Gedung Capitol, Washington DC, Senin, 20 Januari 2025 waktu setempat.
Trump mengungkapkan hal tersebut, tanpa menjelaskan rinciannya, setelah berminggu-minggu menolak mengesampingkan kemungkinan aksi militer terhadap Panama atas jalur perairan tersebut, yang diserahkan AS pada akhir tahun 1999.
Ia menegaskan hal itu sambil mengulang sejumlah klaim palsu, termasuk bahwa 38.000 warga Amerika tewas selama pembangunan terusan tersebut. Ia juga mengklaim bahwa "China mengoperasikan" terusan tersebut.
"Yang terpenting, China mengoperasikan Terusan Panama, dan kita tidak memberikannya kepada China, kita memberikannya kepada Panama. Dan kita akan mengambilnya kembali," kata Trump setelah diambil sumpah dalam pelantikannya sebagai Presiden AS ke-47.
Dilansir dari The Guardian, Selasa dini hari, 21 Januari 2025, jumlah korban tewas resmi untuk upaya pembangunan Amerika di balik Terusan Panama mencapai sekitar 5.600 orang.
Meskipun jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi, sebagian besar kematian berasal dari pekerja dari pulau-pulau Karibia seperti Antigua, Barbados, dan Jamaika.
Administrator Terusan Panama juga sebelumnya telah membantah klaim Trump bahwa China mengendalikan operasi terusan tersebut.
Ia mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di pelabuhan-pelabuhan tersebut merupakan bagian dari konsorsium Hong Kong yang memenangkan proses tender pada tahun 1997, dan perusahaan-perusahaan AS dan Taiwan juga mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan lain di sepanjang terusan tersebut.
Pemerintah Panama juga telah mengatakan tidak akan mengembalikan kendali atas terusan itu ke AS. Sementara itu, Trump sebelumnya menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih Terusan Panama.