Ntvnews.id, Beijing - Otoritas China mengeksekusi seorang pria yang bertanggung jawab atas insiden tabrakan mobil di kota Zhuhai pada November lalu, yang menewaskan 35 orang. Kejadian ini merupakan salah satu serangan massal paling mematikan di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 11 November, Fan Weiqiu, seorang pria berusia 62 tahun, mengendarai SUV kecil dan dengan sengaja menabrak kerumunan orang yang sedang berolahraga di luar kompleks olahraga. Aksi tersebut tidak hanya merenggut 35 nyawa tetapi juga melukai 45 orang lainnya. Peristiwa ini disebut sebagai kejahatan terburuk di China sejak tahun 2014.
Fan dijatuhi hukuman mati bulan lalu, dengan pengadilan menyebut tindakannya "sangat keji" dan menyatakan bahwa "sifat kejahatannya sangat mengerikan."
Baca Juga: DPR: Hukuman Mati Secara de Facto Sudah Tidak Ada di Indonesia
Dilansir dari AFP, Selasa, 21 Januari 2025, stasiun televisi pemerintah CCTV mengungkapkan bahwa pengadilan di Zhuhai telah melaksanakan eksekusi Fan Weiqiu sesuai perintah yang dikeluarkan oleh Mahkamah Rakyat Tertinggi. Jaksa penuntut umum setempat turut mengawasi proses eksekusi tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku, seperti dilaporkan oleh CCTV.
Insiden tersebut mengejutkan masyarakat luas. Fan ditahan di lokasi kejadian dalam kondisi terluka akibat tusukan pisau yang dilakukannya sendiri sebelum akhirnya jatuh koma, menurut keterangan polisi.
Baca Juga: Jadi Tersangka Tembak Mati AKP Ulil, AKP Dadang Iskandar Terancam Hukuman Mati
Dalam persidangan yang digelar bulan lalu, Fan mengaku bersalah di hadapan sejumlah keluarga korban, pejabat, dan masyarakat umum. Pengadilan menyatakan bahwa tindakan Fan didorong oleh "amarah yang ingin dilampiaskan" akibat "keretakan rumah tangga, frustrasi pribadi, dan ketidakpuasan terhadap pembagian aset setelah perceraian."
Pengadilan juga menekankan bahwa metode yang digunakan Fan sangat brutal dan dampaknya sangat serius, menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.