Ntvnews.id, Jakarta - Dalam pelariannya di Indonesia, buronan nomor 1 Thailand, Chaowalit Thongduang melakukan berbagai upaya agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitar yang ia temui dan butuhkan. Karena tak bisa berbahasa Inggris, Chaowalit menggunakan bantuan aplikasi agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia.
"Karena buronan ini tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, ia mendapatkan bantuan Google Translate," ujar Kabareskrim Komjen Wahyu Widada dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (2/6/2024).
"Jadi menggunakan Google Translate untuk berkomunikasi dengan orang lain," ucapnya.
Selain itu, Chaowalit juga meminta bantuan sejumlah wanita di Indonesia, untuk memudahkannya mengurus berbagi hal saat tinggal di RI.
"Dia cuma ganti-ganti pasangan saja lah, karena dia nggak bisa bahasa Indonesia dia jadi dia pakai perempuan untuk itu," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa.
Selain itu, saat di Bali, Chaowalit berpura-pura bisu. Itu dilakukannya agar tak diketahui sebagai orang Thailand.
Guna memuluskan pelariannya di Indonesia, Chaowalit membuat KTP palsu. Chaowalit menuliskan namanya pada KTP yaitu Sulaiman. Upaya pria 37 tahun itu harus berakhir setelah ia tertangkap di Bali pada 24 Mei 2024 lalu.
Sebelumnya, Chaowalit jadi penjahat paling dicari di Thailand usai kabur dari negara itu selama tujuh bulan. Kala itu, ia dirawat di rumah sakit karena sakit, saat menjadi narapidana di penjara. Sejumlah aksi kriminal dilakukan Chaowalit, salah satunya pembunuhan penegak hukum Thailand.
Atas kaburnya Chaowalit, masyarakat Thailand sempat menyatakan tak percaya terhadap kinerja kepolisian negara itu. Kaburnya Chaowalit pun menjadi perhatian menteri di Thailand.