Daftar Kebijakan Biden yang Dihapus Trump, Tarik AS Keluar dari WHO hingga Hanya Akui 2 Jenis Kelamin

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Jan 2025, 15:32
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Donald Trump. Donald Trump. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Donald John Trump secara resmi kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 setelah mengambil sumpah jabatan, pada Senin, 20 Januari 2025 waktu setempat.

Prosesi pelantikan berlangsung di Capitol Rotunda, Washington DC, dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung AS, John Roberts.

Dalam acara tersebut, Trump menyampaikan pidato pelantikan yang menegaskan arah pemerintahannya untuk periode 2025-2029.

Baca Juga: Trump Siap Dorong Pasukan ke Perbatasan Meksiko untuk Cegah Imigrasi Ilegal

Pelantikan ini menandai kembalinya Trump ke Gedung Putih setelah sebelumnya menjabat sebagai Presiden ke-45 pada periode 2017-2021.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan visi dan misi pemerintahannya, termasuk sejumlah kebijakan strategis yang dirancang untuk membawa Amerika kembali ke posisi puncak di panggung global.

Berikut daftar beberapa kebijakannya yang baru, dilansir dari The Guardian, Selasa, 21 Januari 2025.

1. AS hanya akan akui jenis kelamin pria dan wanita

Donald Trump menegaskan dalam pidato pelantikannya bahwa Amerika Serikat hanya akan mengakui dua jenis kelamin yakni pria dan wanita.

"Pada hari ini, ini akan menjadi kebijakan resmi Amerika Serikat, bahwa hanya ada dua jenis kelamin; pria dan wanita," kata Trump di Capitol Rotunda,Washington DC, diikuti secara daring pada Selasa dini hari.

Trump berencana menghentikan kebijakan pemerintah yang mencoba merekayasa ras dan jenis kelamin secara sosial dalam sejumlah aspek, baik kehidupan umum maupun pribadi.

"Kami akan membentuk masyarakat yang tidak memandang warna kulit dan sesuai prestasi," tegas Trump.

Presiden terpilih AS, Donald Trump. <b>(ANTARA/foto-Anadolu)</b> Presiden terpilih AS, Donald Trump. (ANTARA/foto-Anadolu)

2. AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2016 karena menganggap perjanjian tersebut tidak adil dan berat sebelah.

"Saya segera menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris yang tidak adil dan berat sebelah ini," kata Trump saat parade pelantikan di Capital One Arena di Washington, Senin (20/1).

Kemudian pada hari yang sama, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk secara resmi menarik diri dari perjanjian tersebut.

"Langkah berikutnya adalah penarikan dari Perjanjian Iklim Paris. Kita akan menghemat lebih dari satu triliun dolar dengan menarik diri dari perjanjian itu," kata seorang pembawa acara selama upacara.

3. Tarik AS dari WHO

Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (20/1) waktu setempat untuk menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“WHO menipu kita. Semua orang menipu Amerika Serikat dan itu sudah cukup. Hal ini tidak akan terjadi lagi,” kata Trump kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif setelah kembali ke Ruang Oval.

Trump mengatakan bahwa AS membayar 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,15 triliun) kepada badan PBB tersebut.

“Rasanya agak tidak adil bagi saya, meskipun itu bukan alasannya, tetapi saya memutuskan untuk keluar... China membayar 39 juta dolar AS (sekitar Rp635,6 miliar) dan kami membayar 500 juta dolar AS, padahal China adalah negara yang lebih besar,” ujarnya.

Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat pada 25 Juli 2024. <b>(Dok.Antara)</b> Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat pada 25 Juli 2024. (Dok.Antara)

4. Tindak imigrasi ilegal di perbatasan Meksiko

Presiden AS Donald Trump akan memerintahkan pasukan federal ke perbatasan dengan Meksiko untuk menindak imigrasi ilegal di perbatasan El Paso, Texas, menurut laporan media pada Senin.

Pelabuhan masuk El Paso ditutup dalam waktu satu jam setelah pelantikan Trump karena sang presiden mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan.

"Melewati titik area ini akan mengakibatkan penangkapan, penutupan, dan kemungkinan penerapan tindakan paksa," menurut laporan surat kabar The Texan tentang pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara di perbatasan El Paso beberapa saat setelah Trump dilantik.

Trump diperkirakan akan menandatangani 11 perintah eksekutif terkait perbatasan yang akan mengambil sikap tegas terhadap imigrasi ilegal, termasuk satu perintah yang mengizinkan pengerahan pasukan AS ke perbatasan untuk mengamankan titik masuk, menurut Fox News.

Perintah lainnya akan menetapkan kartel internasional dan organisasi kejahatan tertentu sebagai kelompok teroris.

Sementara, perintah tambahan akan mengarahkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan untuk menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan yang dimulai Trump selama masa jabatan pertamanya serta mengerahkan personel untuk mengendalikan perbatasan.

5. Kenakan tarif 25 persen pada Kanada, Meksiko

Selanjutnya, Donald Trump juga mengatakan bahwa dia berencana untuk mengenakan tarif 25 persen pada Kanada dan Meksiko pada Februari mendatang.

"Kami mempertimbangkan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada karena mereka membiarkan sejumlah besar orang (masuk ke AS),” kata Trump kepada wartawan pada Senin (20/1) ketika menandatangani perintah eksekutif setelah kembali ke Ruang Oval.

“Saya rasa kita akan melakukannya pada 1 Februari,” ucapnya ketika ditanya tentang tanggal target untuk tarif tersebut.

Trump menyebut Kanada sebagai “penyalahguna yang sangat buruk,” seraya menambahkan bahwa kedua negara telah mengizinkan banyak orang menyeberangi perbatasan memasuki AS serta mengedarkan fentanyl (sejenis narkotika).

x|close