Ntvnews.id, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, Kementerian Kesehatan RI memiliki sejumlah misi dan program, termasuk salah satunya ialah menargetkan pemenuhan makanan bergizi anak di keluarga.
Hal tersebut disampaikan oleh Maria Endang Sumiwi selaku Dirjen Kesprimkom saat melakukan diskusi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) guna menargetkan program pemerintah Indonesia Emas pada 2045 nanti.
"25 Januari adalah hari gizi nasional dan ini adalah tahun ke 65 kita memperingatinya. Semangatnya ini terus kita lanjutkan untuk menjaga supaya mendapatkan status gizi yang baik di masyarakat dengan cara membangun terus kesadaran pentingnya gizi," tutur Maria Endang Sumiwi di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, 21 Januari 2025.
Kemenkes, Badan Gizi Nasional (NTVNews)
Lebih lanjut Maria Endang Sumiwi menyebutkan jika saat ini Kemenkes masih terus menargetkan kepada masyarakat untuk meningkatkan gizi terkhusus bagi anak di dalam keluarga.
"Visinya sama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan status gizi. Semua orang memilih hak yang sama untuk mendapatkan makanan bergizi," imbuhnya.
Adapun permasalahan yang selama ini belum sepenuhnya diatasi yakni terkait under nutrition atau kurang gizi.
"Selama ini kita mengalami under nutrition yaitu gizinya kurang, atau mengalami over nutrition ada juga masalah tentang vitamin dan mineral," sambungnya.
Akan berkolaborasi langsung dengan Badan Gizi Nasional dan SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), Kemenkes yakin bisa menurunkan angka stunting pada Indonesia dibantu dengan adanya program Makan Gratis Bergizi yang sedang diuji coba oleh pemerintah.
"Ini bisa berpengaruh ke kualitas sumber daya manusia kita, salah satu penyebabnya adalah asupan gizi. Sehingga kita melihat pola asupan gizi masyarakat Indonesia, masih cukup rendah," tutur Dirjen Kesprimkom.
"Karena itu kita mengambil tema di Hari Gizi Nasional pilih makanan bergizi untuk keluarga sehat. Karena kita ingin masyarakat mampu memilih, misalnya memilih jus tanpa gula daripada minuman manis kemasan," pungkas Maria Endang Sumiwi.
Sementara berdasarkan keterangan Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha menyebutkan bahwa akan segera meninjau kembali daftar menu Makan Bergizi Gratis yang sudah berjalan dan melakukan uji coba variasi makanan untuk menyesuaikan dengan selera siswa.
"Jadi kalau misalnya ternyata banyak yang bersisa, artinya itu menu tidak disukai oleh anak-anak. Nah dengan demikian itu menu bisa diganti," tutur Ikeu.