Putin dan Xi Jinping Bertemu Virtual Sehari Setelah Trump Dilantik, Ini yang Dibahas

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Jan 2025, 12:01
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu secara virtual pada Selasa 21 Januari lalu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu secara virtual pada Selasa 21 Januari lalu ((Antara))

Ntvnews.id, Beijing  - Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengadakan pertemuan virtual untuk membahas berbagai isu bilateral, termasuk upaya bersama kedua negara dalam menghadapi ketidakpastian eksternal.

"Presiden Xi menekankan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Presiden Putin dan memimpin hubungan China-Rusia ke tingkat yang lebih tinggi pada 2025," demikian disebutkan dalam keterangan tertulis pada laman Kementerian Luar Negeri China, Rabu 22 Januari 2025.

Baca Juga : Presiden Xi Jinping Hadiri Peringatan 25 Tahun Kembalinya Makau ke Pangkuan China

Presiden Xi Jinping menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Presiden Vladimir Putin dalam menghadapi ketidakpastian eksternal, dengan menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan ketahanan hubungan antara China dan Rusia.

Pertemuan virtual tersebut berlangsung pada Selasa 21 Januari sore, di mana Presiden Xi mengikuti dari sebuah ruangan di Balai Besar Rakyat di Beijing, didampingi oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Sementara itu, sehari sebelumnya, pada Senin 20 Januari lalu, Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat.

Pada tahun 2024, hubungan antara China dan Rusia disebut berlandaskan semangat bertetangga baik, persahabatan jangka panjang, koordinasi strategis komprehensif, dan kerja sama yang saling menguntungkan, yang terus menunjukkan vitalitas baru.

Selain itu, perdagangan bilateral kedua negara tetap menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat. Hubungan ini juga diperkuat melalui koordinasi erat di berbagai forum multilateral, seperti PBB, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), dan BRICS, yang memberikan kontribusi positif bagi reformasi dan pengembangan sistem tata kelola global.

"Presiden Xi akan bekerja sama dengan Presiden Putin untuk meningkatkan pembangunan dan kemakmuran kedua negara dan menegakkan keadilan dan kesetaraan internasional," demikian menurut keterangan tersebut.

Baca Juga : Xi Jinping Sentil Soal Taiwan Saat Bertemu dengan Joe Biden

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya kedua negara untuk memperdalam koordinasi strategis, saling mendukung secara kuat, dan mempertahankan kepentingan mereka yang sah.

Dalam rangka memperingati 80 tahun berdirinya PBB, China dan Rusia diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk bersama-sama menjaga sistem internasional yang berpusat pada PBB dan melindungi hasil kemenangan Perang Dunia II.

Kedua negara juga menyerukan agar semua negara mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB, menegakkan norma-norma dasar hubungan internasional yang diakui secara universal, serta mengadopsi semangat multilateralisme sejati.

Sebagai presiden bergilir Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), China berkomitmen untuk bekerja sama dengan Rusia dan negara-negara anggota lainnya guna membawa organisasi ini ke tahap baru yang berfokus pada pembangunan berkualitas tinggi, dengan tanggung jawab dan kontribusi yang lebih besar dalam komunitas internasional.

Baca Juga : Ucapkan Selamat ke Trump, Putin Terbuka untuk Berdialog soal Penyelesaian Perang di Ukraina

"China dan Rusia juga harus bekerja sama untuk memajukan kerja sama BRICS yang lebih besar dan menulis babak baru bagi 'Global South' Selatan yang mengejar kekuatan melalui persatuan," kata Presiden Xi.

Presiden Putin menyampaikan bahwa Rusia dan China selalu menjalin hubungan yang didasarkan pada saling percaya, saling mendukung, dan perlakuan setara, menjadikan hubungan bilateral kedua negara kokoh dan mampu bertahan terhadap perubahan dalam lanskap internasional.

Putin juga mengungkapkan kegembiraannya atas kemajuan kerja sama bilateral, terutama di sektor perdagangan dan energi, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, serta komunikasi dan kolaborasi erat yang terjalin antara kedua negara di berbagai forum multilateral.

"Rusia dengan tegas mendukung fakta bahwa Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah China, dan dengan tegas menentang 'kemerdekaan Taiwan" dalam bentuk apa pun," kata Putin.

Baca Juga : Trump dan Putin Segera Lakukan Pembicaraan Terkait Konflik Ukraina

"Delapan puluh tahun yang lalu," kata Putin, "Rusia dan China berjuang melawan agresor dengan pengorbanan darah dan nyawa, demi mempertahankan kedaulatan dan martabat nasional."

Tahun ini, kedua negara harus merayakan bersama peringatan ke-80 kemenangan dalam Perang Anti-Fasis Dunia dan melindungi hasil-hasil yang dicapai setelah Perang Dunia II.

"Rusia akan bekerja sama dengan China untuk memperkuat kerja sama dalam urusan multilateral dan memainkan peran positif bagi perdamaian dan pembangunan dunia," tegas Presiden Putin.

Kedua presiden juga membahas isu-isu internasional dan regional yang menjadi kepentingan bersama, serta sepakat untuk terus menjaga komunikasi strategis di tahun 2025.

(Sumber Antara)

x|close