Ada Puisi di Lukisan Tentang Megawati, Ini Petikan Isinya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Jan 2025, 16:48
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Pembekalan Bimtek PDIP Pembekalan Bimtek PDIP (Deddy Setiawan/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta -  Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Prof.Dr.(HC) Megawati Soekarnoputri diberikan kejutan dalam rangka hari ulang tahunnya yang ke-78 dalam acara Bimtek Anggota Legislatif PDIP di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025.

Kejutan itu yakni Megawati dipersembahkan berbagai macam lukisan dari seniman yang menggambarkan tentang sosok Putri Proklamator RI, Ir.Soekarno.

Para seniman itu lantas memajang hasil karyanya di atas panggung acara Bimtek. Megawati kemudian dipersilakan menyaksikan satu persatu lukisan yang dipersembahkan untuknya.

Baca Juga: Singgung Soal Lukisan Yos Suprapto yang Dijegal Tampil, Megawati: Kalau Ndak tahu Seni, Diam!

Megawati didampingi Sekrestaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, serta jajaran elite PDIP lainnya seperti Komarudin Watubun, Djarot Saiful Hidayat dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno menengok lukisan tersebut.

Ada sebuah lukisan Megawati dimana sebuah puisi pun tertulis di dalamnya.

“Dalam setiap keindahan ada mata memandang
Dalam setiap kebenaran ada telinga mendengar
Dalam setiap kasih selalu ada hati yang menerima,” demikian petikan isi puisi di dalam lukisan Megawati.

Interaksi pun terjadi, saat Megawati meminta dijelaskan mengenai makna dari lukisan yang ditampilkan salah satu seniman. Lukisan tersebut menggambarkan Megawati yang berada paling depan dengan memegang panah dan membidik sasaran.

Megawati berdialog dengan sang pelukis yang memberitahu inspirasi lukisan itu adalah Srikandi yang berwajahkan Megawati. Dijelaskannya bahwa Srikandi memiliki kemampuan memanah.

Sang pelukis tersebut kemudian menyatakan jika Srikandi dipilihnya lantaran merupakan perempuan garda terdepan dalam perang untuk menaklukkan panglima musuh.

Mendengar hal itu, Megawati lantas bertanya ke lagi ke sang pelukis.

“Saya mau nanya, darimana timbul inspirasi itu. Karena begini, saya orang Jawa juga loh, jadi ada namanya opo yo, jadi gini, di orang Jawa, kapan sudah ada keinginan, itu harus dilaksanakan. Pertanyaan saya, kalau (sosok Srikandi di lukisan) ini adalah saya, jadi saya disuruh melintheng (membidik) sopo?" tanya Megawati.

Pertanyaan Megawati disambut tawa oleh ribuan kader PDIP yang hadir. Ada saja teriakan nama-nama tertentu yang keluar dari para kader tersebut.

Si pelukis ternyata tak bersedia menyebut siapa sosok yang perlu dibidik oleh Megawati. Kepada Mega, ia mengaku tak berani menyebutkannya.

“Wah bapaknya tak berani menyebut,” kata Megawati sambil tertawa.

Baca Juga: Dilukis Sebagai Srikandi, Megawati: Ini Saya Disuruh Mlinteng Sopo?

Megawati berpindah dari satu lukisan ke lukisan lainnya untuk menanyai maka lukisan. Megawati juga tertarik dengan lukisan yang menggambarkan sosok Banteng lucu yang berdampingan dengan sosok seperti Megawati.

Megawati bertanya mengapa sosok banteng tersebut digambarkan tak garang. Ternyata seniman yang melukis lukisan tersebut merupakan petugas PPSU Jakarta.

"Cuman yang lucunya, kenapa ya? Ini kan niatnya banteng toh. Loh kok banteng iso ngguyu yo (kok banteng bisa tertawa ya)?," kata Megawati yang mengundang tawa lagi kader.

“Lukisan ini bermakna bahwa kebahagiaan Ibu Megawati kalau bersama dengan para benteng,” jawab si pelukis.

“Iya betul. Tapi saya merasa kok banteng kok gemuk ya?” Ujar Megawati tersenyum dan lalu melihat lukisan lain.

Beberapa seniman juga sempat menyampaikan keluhannya kepada Megawati dalam acara ini. Mereka menitipkan pesan agar lebih diperhatikan oleh pemerintah.

“Pasar seni sekarang kita minta diperhatikam
Selama jni kita hanya di pasar seni, hidup enggak mari juga enggak,” ujar perwakilan peliko.

Hasto yang mendampingi Megawati kemudian menyatakan PDIP akan menugaskan Rano Karno sebagai Wagub Jakarta terpilih untuk mencatat keluhan para seniman khususnya yang berasal dari Pasar Seni Ancol.

x|close