Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan apresiasi kepada mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas dukungannya kepada Israel melalui pengiriman "alat" untuk menjaga pertahanan negara tersebut. Pernyataan ini muncul setelah Trump dilaporkan menyetujui pengiriman bom berat kepada Israel.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Joe Biden menghentikan pengiriman senjata tersebut pada tahun lalu, karena kekhawatiran akan dampaknya jika digunakan dalam operasi militer di Gaza, wilayah dengan populasi padat.
"Terima kasih, Presiden Trump, karena telah menepati janji Anda untuk menyediakan alat yang dibutuhkan Israel untuk mempertahankan diri, menghadapi musuh bersama kita, dan menciptakan masa depan yang damai serta sejahtera," ujar Netanyahu dalam pernyataan video, seperti dilansir dari AFP, Selasa, 28 Januari 2025.
Baca Juga: Biden Sebut Pernah Desak Netanyahu untuk Tidak Mengebom Seluruh Gaza
Pada hari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar juga mengungkapkan terima kasih kepada Trump atas "pengiriman pertahanan penting" kepada Israel.
Pada Sabtu, Trump menyatakan bahwa "banyak barang" sedang dalam perjalanan menuju Israel. Hal ini mengikuti laporan yang menyebutkan bahwa ia telah mencabut pembekuan atas pengiriman bom seberat 2.000 pon.
"Banyak barang yang telah dipesan dan dibayar oleh Israel, tetapi belum dikirim oleh Biden, kini sedang dikirim!" tulis Trump di platform Truth Social.
Baca Juga: Warga Israel Protes Tuntut Pengunduran Diri Netanyahu dan Pemerintahannya
Tahun lalu, pemerintahan Biden menghentikan pengiriman tersebut dengan alasan bahwa penggunaan senjata berat di kawasan padat penduduk berisiko menimbulkan "tragedi kemanusiaan yang besar." Meski begitu, Trump tidak secara spesifik menyebutkan jenis senjata yang dikirim.
Jurnalis Israel Barak Ravid menulis di Axios bahwa Trump menginstruksikan Departemen Pertahanan AS untuk mencabut pembekuan pengiriman bom berat yang sebelumnya diberlakukan oleh Biden.
Selama masa jabatannya, Trump sering menegaskan bahwa Israel "tidak pernah memiliki teman yang lebih baik di Gedung Putih," sebuah pernyataan yang kerap didukung Netanyahu.
Sementara itu, minggu lalu, sebuah gencatan senjata sementara diberlakukan dalam konflik Gaza antara Israel dan Hamas, dengan tujuan mencapai kesepakatan perdamaian permanen.