Ntvnews.id, Berlin - Pada Senin, 27 Januari 2025, Jerman menolak proposal Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Dalam konferensi pers di Berlin pada hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Christian Wagner, menegaskan bahwa Jerman tetap mengikuti konsensus internasional mengenai status Gaza.
"Uni Eropa, negara-negara mitra Arab kami, dan PBB memiliki sikap bersama yang jelas: Warga Palestina tidak boleh diusir dari Gaza, dan Gaza tidak boleh dijadikan daerah pendudukan permanen atau dipindahkan oleh Israel," kata Wagner.
Wagner juga menambahkan bahwa negara-negara dalam kelompok G7, termasuk Amerika Serikat, telah konsisten mendukung posisi ini dalam berbagai pernyataan bersama.
"Pengusiran dari Gaza dan pembangunan pemukiman baru di sana tidak dapat diterima. Kami sudah menegaskan ini dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Tokyo pada tahun 2023. Posisi kami sangat jelas dalam hal ini," katanya.
Baca juga: Wamenlu Anis: Kami Tidak Rencanakan Relokasi Warga Gaza
Wagner mengingatkan bahwa ide yang diusulkan oleh Trump telah ditolak oleh negara-negara Timur Tengah dan menekankan pentingnya menjaga fokus internasional pada upaya untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.
"Saya rasa Anda juga telah mendengar pernyataan dari Menteri Luar Negeri Mesir dan Yordania. Yang paling penting bagi kami saat ini adalah implementasi kesepakatan gencatan senjata," ujar Wagner kepada wartawan.
Pada Sabtu, 25 Januari 2025, Trump mengungkapkan pendapatnya bahwa saatnya untuk "membersihkan" Gaza yang terkepung dan memindahkan warga Palestina ke Yordania dan Mesir.
Perang yang dilakukan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 47.000 orang Palestina tewas, sementara banyak lainnya terpaksa meninggalkan Gaza yang hancur total.
Pada Senin, 27 Januari 2025, Inggris juga menolak usulan kontroversial dari Presiden AS, Donald Trump, mengenai pemindahan warga Palestina dari Gaza ke Yordania dan Mesir.
"Warga Palestina seharusnya bisa kembali ke rumah mereka, membangun kehidupan mereka kembali, dan melanjutkan hidup mereka," ujar juru bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Komandan Hamas yang Diklaim Dibunuh Israel Tiba-tiba Muncul di Gaza
Dia menanggapi pandangan kontroversial yang diungkapkan oleh Trump pada 25 Januari 2025.
Trump menyatakan bahwa sudah saatnya untuk "membersihkan" Gaza dan memindahkan warga Palestina ke Yordania dan Mesir.
Juru bicara PM Keir Starmer lebih lanjut menyampaikan, "Seperti yang sudah disebutkan oleh Menteri Luar Negeri, bagi warga Gaza yang telah kehilangan banyak hal, konflik yang berlangsung selama 14 bulan ini telah menjadi mimpi buruk. Itulah mengapa Inggris terus mendukung penyelesaian konflik di Gaza."
Perang yang dilakukan Israel setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 telah merenggut lebih dari 47.000 nyawa warga Palestina.
Akibat serangan tersebut, banyak warga Palestina terpaksa meninggalkan Gaza yang terkepung dalam keadaan hancur.
(Sumber: Antara)