Ntvnews.id, Beirut/Lebanon - Pemerintah sementara Lebanon mengumumkan pada Senin, 27 Januari 2025, bahwa mereka telah menyetujui perpanjangan gencatan senjata dengan Israel hingga 18 Februari 2025.
Keputusan untuk memperpanjang gencatan senjata ini diambil setelah gencatan senjata sebelumnya, yang berlaku selama 60 hari, berakhir pada Minggu, 26 Januari 2025.
Amerika Serikat (AS), yang menjadi mediator dalam gencatan senjata sebelumnya, mengonfirmasi bahwa "kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel akan diperpanjang hingga 18 Februari 2025," serta mengungkapkan kegagalan Israel dalam menarik pasukannya dari Lebanon selatan sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati.
Pernyataan tersebut juga menambahkan bahwa Lebanon, Israel, dan AS akan segera memulai perundingan mengenai pemulangan tahanan Lebanon yang ditahan oleh Israel sejak 7 Oktober 2023.
Baca juga: Donald Trump Kirim Steve Witkof untuk Tinjau Kondisi Gencatan Senjata di Gaza
Najib Mikati, perdana menteri sementara Lebanon, menjelaskan bahwa keputusan perpanjangan gencatan senjata diambil setelah berkonsultasi dengan Presiden Lebanon, Joseph Aoun, dan Ketua Parlemen, Nabih Berri, mengenai situasi terkini di wilayah selatan, serta setelah meninjau kembali diskusi dengan mediator AS.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Lebanon mengkritik Israel karena tidak memenuhi kewajibannya, khususnya terkait penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon.
Kemenlu juga mengecam serangan Israel terhadap warga sipil Lebanon yang mencoba kembali ke desa-desa yang masih berada di bawah kendali pasukan Israel.
Pada Minggu, 22 orang, termasuk seorang tentara Lebanon, tewas dan 124 lainnya terluka akibat penembakan Israel saat ratusan warga sipil Lebanon mencoba memasuki desa-desa di selatan yang masih diduduki oleh pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Kemenlu Lebanon juga mendesak para sponsor gencatan senjata internasional dan pihak-pihak terkait untuk mengecam serangan tersebut dan menekan Israel agar memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan.
Kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024 mengharuskan Israel untuk menarik pasukannya dari wilayah Lebanon dalam waktu 60 hari, dengan tentara Lebanon mengambil alih tugas pengamanan di sepanjang perbatasan dan wilayah selatan Lebanon.
Baca juga: Trump Kritik Biden Lagi, Kali Ini Soal Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera Gaza
Pada Senin yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa Israel akan tetap menegakkan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon, tetapi memperingatkan bahwa "siapa pun yang melanggar peraturan atau mengancam pasukan Israel akan menghadapi konsekuensinya."
Israel memulai perang multi-front dengan Hamas dan Hizbullah pada Oktober 2023 dan mencapai gencatan senjata dengan kedua belah pihak pada akhir Januari dan November tahun lalu.
(Sumber: Antara)