China Minta AS Berhenti Memanipulasi Isu Asal-usul COVID-19

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jan 2025, 14:11
thumbnail-author
Elma Gianinta Ginting
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Warga mengantre untuk pengujian asam nukleat di kompleks perumahan saat kasus baru penyakit virus corona (COVID-19) muncul di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Selasa (22/2/2022). Warga mengantre untuk pengujian asam nukleat di kompleks perumahan saat kasus baru penyakit virus corona (COVID-19) muncul di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Selasa (22/2/2022). (VIA REUTERS/CHINA DAILY)

Ntvnews.id, Istanbul - China meminta Amerika Serikat untuk menghentikan pemanfaatan isu asal-usul virus corona untuk kepentingan politik, menghentikan pencemaran nama baik negara lain, dan berhenti menyalahkan pihak lain atas masalah ini.

Tanggapan tegas Beijing terhadap teori kebocoran laboratorium terkait asal-usul COVID-19 yang diajukan oleh CIA tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada Senin, 27 Januari 2025.

Sebaliknya, Mao Ning mendesak Washington untuk segera merespons kekhawatiran sah dari komunitas internasional, dengan secara proaktif membagikan data terkait dugaan kasus awal kepada WHO dan memberikan penjelasan mengenai keraguan seputar laboratorium biologis di AS, untuk memberikan klarifikasi yang bertanggung jawab kepada dunia.

Baca juga: China Bantah Tudingan CIA soal COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan

China menolak teori kebocoran laboratorium yang diajukan oleh CIA terkait asal-usul COVID-19, menyebutnya tidak berdasar, dan menekankan bahwa penyelidikan ilmiah yang serius diperlukan, menurut laporan media pemerintah.

"Asal-usul virus corona adalah masalah ilmiah yang harus ditentukan oleh para ilmuwan dengan pendekatan ilmiah. Kemungkinan kebocoran laboratorium sangat kecil," ujar Mao Ning.

"Ini adalah kesimpulan yang valid berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah melakukan kunjungan langsung ke laboratorium di Wuhan dan berkomunikasi secara mendalam dengan para peneliti," tambahnya.

Kasus pertama COVID-19 dilaporkan di Wuhan, China, pada Desember 2019, sebelum virus tersebut menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan karantina massal dan hampir tujuh juta kematian.

Penilaian ulang CIA mengenai teori kebocoran laboratorium itu didasarkan pada analisis lebih mendalam tentang kondisi laboratorium dengan standar keamanan tinggi di Wuhan sebelum wabah terjadi, alih-alih berdasarkan informasi intelijen baru.

Baca juga: Dharma Kembali Bahas Pandemi, Ridwan Kamil: Saya Tidak Akan Fokus Berdebat Tentang Covid Udah Lewat

Namun, Mao menegaskan kembali temuan dari investigasi gabungan China-WHO, yang menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin terjadi, sebuah kesimpulan yang telah diterima secara luas oleh komunitas internasional dan ilmiah.

China secara konsisten menanggapi klaim dari negara-negara Barat yang menganggap bahwa pandemi ini berasal dari laboratorium.

(Sumber: Antara)

x|close