Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 22 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan bom yang dilakukan oleh pasukan junta di wilayah tengah Myanmar, menurut laporan media setempat.
Serangan udara tersebut menargetkan sebuah sekolah dan gedung rumah sakit di wilayah yang dikuasai pemberontak, tepatnya di Desa Singut, Kotapraja Myingyan, bagian Mandalay. Myanmar Now melaporkan insiden ini pada Senin 27 Januari 2024.
Baca juga: Menang Lawan Myanmar, Shin Tae-yong Apresiasi Kerja Keras Timnas Indonesia
Dalam serangan itu, sedikitnya 12 anggota kelompok pemberontak dilaporkan tewas. Selain itu, warga sipil—termasuk anak-anak dan tenaga kesehatan—juga menjadi korban dalam pengeboman yang terjadi pada akhir pekan tersebut.
Salah satu anggota tim pertahanan lokal menyebutkan bahwa dua bom dijatuhkan di gedung sekolah yang digunakan oleh pemberontak sebagai markas.
Sementara itu, pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan bahwa pihak junta dan kelompok pemberontak telah menyepakati gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 18 Januari.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh junta dan Myanmar National Democratic Alliance Army dalam perundingan perdamaian putaran ketujuh yang berlangsung di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China selatan.
Menurut laporan dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (Assistance Association for Political Prisoners), sejak kudeta militer Myanmar yang dilakukan oleh Tatmadaw pada Februari 2021, sedikitnya 6.106 warga sipil telah tewas akibat tindakan aparat keamanan.
Namun, angka tersebut belum mencakup korban jiwa dari pertempuran yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
(Sumber: Antara)