Ntvnews.id, Jakarta - Vihara Dharma Jaya Toasebio yang terletak di kawasan Glodok, Jakarta Barat, tetap ramai dikunjungi umat yang beribadah pada perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili meskipun area halaman vihara sempat terendam hingga mencapai sebetis pada hari sebelumnya.
Salah seorang pengurus vihara, Andi, yang ditemui di Jakarta pada Rabu, menjelaskan bahwa meskipun kondisi cuaca kurang mendukung, ia memperkirakan bahwa vihara ini akan tetap ramai dikunjungi hingga malam hari nanti.
Puncak kunjungan umat terjadi pada sore hingga malam hari pada Selasa, 28 Januari 2025.
"Tahun ini lebih ramai, diperkirakan ada lebih dari 700 orang yang datang. Mereka akan terus berdatangan dari pagi hingga sore," ujarnya.
Andi menambahkan, tahun ini vihara tersebut dikunjungi oleh umat yang datang dari berbagai daerah seperti Medan, Pontianak, dan Kalimantan, yang ingin bersembahyang dan memohon berkah di tahun ular kayu.
Baca juga: Lebih Dari 1.500 Orang Rayakan Imlek di Vihara Satya Darma Benoa Bali
Pada perayaan Tahun Baru Imlek ini, vihara tertua di Indonesia itu terlihat sangat meriah dengan dekorasi lilin-lilin besar dan lampion merah yang menghiasi area sekitar altar. Pihak vihara juga menyiapkan dupa di berbagai titik dekat altar untuk digunakan umat beribadah.
Di dalam vihara, pengunjung dapat menemukan hingga 11 altar, lengkap dengan lilin-lilin yang menyala di meja-meja bagian depan. Dekorasi altar untuk berdoa didominasi oleh warna merah dan emas.
Sementara itu, halaman depan pintu masuk vihara dipenuhi oleh ratusan pengemis dari berbagai usia. Mereka berbaris memanjang, memenuhi setiap sudut jalan di sekitar vihara.
Pengemis-pengemis tersebut datang bersama anak-anak, dan bahkan ada yang sudah lanjut usia, membawa tongkat, sambil berharap mendapatkan berkah berupa uang dari para pengunjung.
Mereka dengan lantang meminta sumbangan dari orang yang melintas dan mendekati pengendara.
Baca juga: Libur Imlek, TMII Dipadati Pengunjung Sejak Pagi
"Saya sering datang ke sini untuk mencari rezeki," kata J (53), salah seorang pengemis yang rutin mendatangi vihara ini.
Meskipun enggan menyebutkan jumlah uang yang diterima, ia mengakui bahwa kini banyak vihara yang menjadi tempat tujuannya untuk meminta sumbangan.
Pengunjung atau umat yang beribadah sering memberi sumbangan secara sukarela. Namun, tidak jarang pengemis-pengemis tersebut berebut ketika ada orang yang berhenti memberi angpau atau makanan.
Kehebohan ini sempat menimbulkan aksi dorong-dorongan antarpengemis, sehingga petugas vihara terpaksa turun tangan untuk menertibkan situasi.
(Sumber: Antara)