Thailand Bakal Bangun Kereta Cepat yang Hubungkan Kota Bangkok dengan China

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jan 2025, 06:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kereta cepat/ist Kereta cepat/ist

Ntvnews.id, Bangkok - Thailand tengah membangun jalur kereta cepat sepanjang 609 km yang akan menghubungkan Bangkok dengan China melalui Laos. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2030.

Dilansir dari CNN Internasional, kamis, 30 Januari 2025, pemerintah Thailand mengumumkan hal tersebut pada Rabu, 29 Januari 2025. Saat ini, lebih dari sepertiga konstruksi telah rampung di bagian yang menghubungkan Bangkok dengan Nakhon Ratchasima.

Sementara itu, jalur menuju Provinsi Nong Khai, yang berbatasan langsung dengan Laos, diperkirakan akan selesai dan beroperasi penuh pada 2030.

Baca Juga: Seorang Pria Gelantungan di Luar Kereta Cepat, Berujung Selamat!

Di sisi lain, jalur kereta sepanjang 1.000 km yang menghubungkan ibu kota Laos, Vientiane, dengan Kunming di barat daya China telah beroperasi sejak 2021. Jalur ini nantinya akan menyambungkan Nong Khai, Thailand, dengan China melalui Vientiane.

Proyek pembangunan jalur ini menelan biaya sekitar US$6 miliar.

Juru Bicara Pemerintah Thailand, Jirayu Hongsub, menyatakan bahwa proyek kereta cepat ini menjadi peluang bagi Thailand untuk semakin terhubung dengan perekonomian global. Ia juga menambahkan bahwa infrastruktur ini akan membantu Thailand dalam mewujudkan ambisinya sebagai pusat logistik regional.

Baca Juga: KPPU Temukan Dugaan Persekongkolan Pengadaan Proyek Kereta Cepat Whoosh

Pengumuman ini muncul setahun setelah China mendorong Thailand untuk mempercepat kemajuan proyek tersebut. Diskusi mengenai pembangunan jalur kereta cepat ini telah berlangsung hampir dua dekade. Thailand dan China akhirnya menandatangani perjanjian kerja sama pada 2017 dengan target operasional pada 2021.

Namun, proyek ini mengalami penundaan akibat perbedaan pendapat terkait pendanaan dan desain, serta kendala yang muncul akibat pandemi COVID-19.

x|close