Donald Trump Hentikan Pasokan Obat HIV, Malaria, dan TBC ke Negara Miskin Seluruh Dunia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jan 2025, 11:03
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pelantikan Donald Trump Pelantikan Donald Trump (Antara)

Ntvnews.id, AS - Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump mengeluarkan keputusan mengejutkan dengan menghentikan pasokan obat-obatan yang sangat penting bagi penyembuhan HIV, malaria, dan tuberkulosis (TBC).

Hal ini untuk negara-negara yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) di seluruh dunia.

Langkah ini mulai diberlakukan pada 20 Januari 2025, dan mencakup penghentian mendadak dari kontraktor yang bekerja sama dengan USAID, termasuk perusahaan konsultan besar seperti Chemonics.

Mereka diberitahu untuk menghentikan distribusi obat-obatan vital dan perawatan medis lainnya yang mencakup obat HIV, malaria, TBC, serta perawatan bayi baru lahir.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2016 karena menganggap perjanjian tersebut tidak adil dan berat sebelah. <b>(ANTARA/Anadolu)</b> Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris 2016 karena menganggap perjanjian tersebut tidak adil dan berat sebelah. (ANTARA/Anadolu)

Langkah ini merupakan bagian dari pembekuan bantuan yang lebih besar yang diberlakukan oleh pemerintah Trump selama proses peninjauan kebijakan luar negeri Amerika.

Pemberhentian pasokan obat-obatan tersebut berpotensi menjadi bencana kemanusiaan, menurut Atul Gawande, mantan kepala kesehatan global di USAID.

"Ini bencana besar," kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis, 30 Januari 2025.

Sumber-sumber di USAID mengungkapkan bahwa penghentian ini akan menyebabkan gangguan besar dalam distribusi obat, berpotensi meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran penyakit, termasuk HIV yang dapat menyebar lebih luas jika tidak diobati dengan benar.

Donald Trump <b>(Antara)</b> Donald Trump (Antara)

Ini menjadi ancaman serius, terutama bagi negara-negara yang sangat bergantung pada bantuan AS untuk mengatasi wabah penyakit menular seperti HIV, malaria, dan TBC.

Beberapa organisasi kemanusiaan yang bekerja di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan krisis kesehatan akut juga terancam oleh kebijakan ini. Sekitar 6,5 juta anak yatim dan anak-anak rentan yang terinfeksi HIV di 23 negara berisiko tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Organisasi-organisasi yang sebelumnya bergantung pada pasokan obat dan dana dari USAID sekarang menghadapi kesulitan besar dalam melanjutkan operasi mereka.

Amerika Serikat dikenal sebagai donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia, dengan kontribusi sekitar 42% dari total bantuan kemanusiaan yang tercatat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2024. Pada tahun fiskal 2023, AS menggelontorkan dana sebesar $72 miliar untuk berbagai program bantuan luar negeri, termasuk kesehatan global.

x|close