Ntvnews.id, Jakarta - Kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) merupakan salah satu spesies kelinci paling langka di dunia. Keberadaannya yang misterius membuat hewan ini jarang terlihat, bahkan oleh para peneliti.
Sejak pertama kali didokumentasikan pada tahun 1880, kelinci ini hanya beberapa kali tertangkap kamera. Foto pertama yang berhasil diambil baru pada tahun 1997, membuktikan betapa sulitnya menemukan hewan ini di alam liar.
Namun, belum lama ini sebuah unggahan di media sosial Instagram mengatakan, bahwa ada pendaki yang bertemu dengan kelinci langka tersebut.
Dalam postingan yang dibagikan akun kulturdomestik, memperlihatkan hewan tersebut. Tanpa rasa takut, kelinci itu mendekati para pendaki hingga tubuhnya dibiarkan dipegang.
Kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) (KSDAE)
Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kelinci Sumatera adalah mamalia kecil yang hanya ditemukan di hutan-hutan Sumatera.
Spesies ini juga dikenal sebagai kelinci belang Sumatera atau kelinci telinga pendek. Karakteristiknya yang unik membuatnya sulit ditemukan, terutama karena sifatnya yang elusive (sulit terlihat) dan lebih aktif di malam hari. Meski begitu, ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa kelinci ini juga pernah terlihat di siang hari.
Secara historis, kelinci belang Sumatera tersebar di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, yang membentang dari Sumatera Selatan hingga Aceh. Habitatnya mencakup beberapa taman nasional penting seperti Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Penelitian pertama mengenai spesies ini dilakukan pada tahun 1880 berdasarkan spesimen yang dikumpulkan dari Sumatera Barat oleh E. Netscher. Antara tahun 1880 hingga 1916, beberapa individu kelinci ini berhasil didokumentasikan di berbagai titik di Bukit Barisan.
Lihat postingan ini di Instagram
Bahkan, pada awal 1900-an, spesies ini ditemukan di Sumatera Selatan dan Bengkulu. Namun, setelah lebih dari enam dekade tanpa ada laporan baru, pada tahun 1972 kelinci ini kembali terdeteksi di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.
Kelinci Sumatera memiliki pola hidup yang sangat tertutup dan lebih aktif di malam hari. Habitatnya yang berada di kawasan hutan lebat dan sulit dijangkau juga menjadi alasan utama mengapa spesies ini jarang terlihat.
Penemuan kelinci Sumatera oleh para pendaki menjadi momen yang sangat berharga. Dokumentasi mengenai spesies ini sangat terbatas, sehingga setiap pertemuan dengan hewan ini memberikan wawasan baru bagi dunia konservasi.