Presiden Kolombia Samakan Deportasi AS dengan Kamp Konsentrasi Nazi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Jan 2025, 16:00
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, pada Rabu (29/1) membandingkan deportasi imigran ilegal oleh Amerika Serikat dengan pengangkutan orang ke kamp konsentrasi Nazi pada Perang Dunia II. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, pada Rabu (29/1) membandingkan deportasi imigran ilegal oleh Amerika Serikat dengan pengangkutan orang ke kamp konsentrasi Nazi pada Perang Dunia II. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Kolombia, Gustavo Petro, pada Rabu 29 Januari 2025, mengkritik kebijakan deportasi imigran ilegal oleh Amerika Serikat dengan membandingkannya dengan pengangkutan orang ke kamp konsentrasi Nazi selama Perang Dunia II.

Dalam pidatonya saat pelantikan Menteri Luar Negeri baru, Laura Sarabia, Petro menyinggung ketegangan diplomatik yang belakangan terjadi antara Kolombia dan AS.

"Dari insiden dengan Trump... ada banyak pelajaran yang bisa dipetik, baik oleh mereka maupun oleh kita. Dari pihak mereka, saya kira mereka seharusnya tidak perlu memborgol orang-orang yang hendak mereka usir dari negara mereka sendiri," ujar Petro.

Baca juga: Detail Pesawat American Airlines dan Helikopter Militer AS Tabrakan

Ia kemudian mempertanyakan apakah AS sedang mengulangi kesalahan sejarah. "Akan ada diskusi politik di sana, misalnya, apakah mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Jerman pada 1943, ketika mereka menggunakan kereta api untuk mengangkut gerbong penuh orang Yahudi, sosialis, dan komunis ke kamp konsentrasi," tambahnya.

Komentar Petro muncul di tengah perselisihan antara kedua negara, yang dipicu oleh penolakan pemerintah Kolombia menerima warga negaranya yang dideportasi dengan pesawat militer AS. Kolombia menegaskan bahwa mereka mengutamakan "perlakuan bermartabat" bagi para migran, yang kemudian memicu respons keras dari Presiden AS, Donald Trump, berupa ancaman tarif perdagangan.

Sebagai tanggapan, Kolombia mengatur penerbangan sendiri menggunakan pesawat Angkatan Udara Kolombia. Pada Selasa dan Rabu, sebanyak 306 warga Kolombia—termasuk 42 anak di bawah umur—dipulangkan, menurut pernyataan Petro.

"Apakah Trump akan mengatakan kepada 42 anak Kolombia bahwa mereka adalah kriminal?" tanya Petro.

Ia kemudian melanjutkan, "Seperti halnya dia mengatakan itu kepada 42 anak, dia juga akan mengatakan hal yang sama kepada ratusan ribu lainnya. Itulah yang mereka pikirkan pada tahun 1943."

Petro juga mengkritik praktik diskriminasi rasial dalam kebijakan imigrasi AS.

"Setiap orang yang berkulit hitam, pribumi, atau keturunan Latin akan diperlakukan sebagai kriminal. Ini disebut kriminalisasi kolektif; Hitler yang menciptakannya," pungkasnya.

(Sumber: Antara)

x|close