Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa hujan deras yang melanda Jakarta dan beberapa wilayah lain di Indonesia dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh siklus balik fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, menjelaskan bahwa fenomena MJO ini merupakan seruakan angin dingin dari Samudera Hindia, yang sebelumnya sudah terjadi pada akhir November hingga pertengahan Desember tahun lalu.
Pada periode tersebut, fenomena MJO yang disertai bibit siklon tropis menyebabkan hujan deras dengan intensitas 30-50 mm. Akibatnya, bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa daerah, khususnya di selatan Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dampaknya cukup signifikan, bahkan menyebabkan korban jiwa.
Baca juga: Hujan Lebat di Jakarta, Pemprov DKI: Kapasitas Saluran Air Tak Mampu Menampung
"Seruakan udara dingin itu kemudian melandai dan saat ini berulang lagi. Memang siklus balik MJO dari Samudera Hindia ini pengulangannya terjadi setiap dua-tiga pekan atau 30-40 hari," kata Dwikorita.
Ia menambahkan bahwa potensi hujan deras akibat fenomena MJO ini masih akan berlangsung di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi hingga dasarian pertama Februari, yang merupakan puncak musim hujan.
Tim meteorologi BMKG juga memantau bahwa hujan deras masih berpotensi mengguyur beberapa wilayah lainnya, seperti Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
Sementara itu, wilayah Sumatera Barat dan Jawa Barat berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sangat deras, lebih dari 50 mm.
"Poinnya adalah hampir setiap bulan atau seminggu-dua minggu terjadi cuaca ekstrem seperti ini," ujar Dwikorita.
(Sumber: Antara)