Prabowo ke Calon Pekerja Migran: Jangan Ikut-ikut dalam Kegiatan Ilegal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jan 2025, 06:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Prabowo Subianto Prabowo Subianto (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan para calon pekerja migran Indonesia (PMI) agar waspada terhadap sindikat yang mengirim pekerja migran ke luar negeri secara ilegal.

Presiden menegaskan bahwa jalur-jalur ilegal dan metode non-prosedural yang digunakan oleh sindikat tersebut sangat berisiko, karena aparat negara tujuan bisa menindak mereka kapan saja jika diketahui masuk secara tidak sah.

“Saya ingatkan bahwa jangan ikut-ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak. Jangan mau dibohongi oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini, berjanji itu,” ujar Presiden Prabowo saat ditemui di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.

Baca Juga: Prabowo: Rakyat yang Beri Makan Tentara dan Polisi

Peringatan ini disampaikan Presiden saat menanggapi pertanyaan wartawan terkait insiden penembakan lima WNI di Tanjung Rhu, Selangor, oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada Jumat pekan lalu, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Kelima WNI yang ditembak APMM diduga merupakan calon pekerja migran yang berusaha memasuki perairan Malaysia dan mendarat di daratan secara ilegal.

“Kita waspada, kita ingatkan, tetapi kita juga yakin bahwa pihak Malaysia akan melaksanakan penyelidikan yang terbaik,” lanjut Prabowo.

Presiden juga menyebut bahwa dirinya telah membahas masalah ini secara garis besar dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam pertemuan empat mata di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin, 27 Januari 2025. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda kenegaraan Presiden di Malaysia.

“Secara garis besar kami bicarakan,” kata Presiden.

Baca Juga: Presiden Prabowo Bakal Berikan Arahan di Rapim TNI-Polri Sore Ini

Sementara itu, otoritas Malaysia dalam pernyataan terpisah menyatakan bahwa penembakan terjadi karena adanya perlawanan dari lima WNI tersebut. Namun, Kementerian Luar Negeri RI membantah klaim tersebut.

Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, pada Rabu, 29 Januari 2025, menegaskan bahwa berdasarkan keterangan korban selamat, tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh para WNI.

Informasi dari para korban diperoleh langsung oleh KBRI Kuala Lumpur yang menemui empat WNI di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia, pada Selasa, 28 Januari 2025.

Dua dari empat korban yang ditemui dalam kondisi stabil menyatakan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM.

Judha juga menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri RI menuntut otoritas Malaysia untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden ini, termasuk kemungkinan adanya penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force).

Ia menambahkan bahwa KBRI Kuala Lumpur terus mengumpulkan informasi lebih lengkap untuk memahami kejadian secara lebih jelas serta meminta retainer lawyer KBRI untuk mengkaji dan menyiapkan langkah-langkah hukum ke depan.

x|close