Ntvnews.id, Gaza - Hamas dengan tegas mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait usulannya untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.
Pernyataan ini menuai reaksi keras dan dianggap sebagai langkah yang tidak realistis serta mengancam stabilitas kawasan.
Dalam sebuah pernyataan resmi, pemimpin Hamas, Sami Abu Zuhri, mengutuk rencana tersebut sebagai hal konyol dan sia-sia.
Menurutnya, upaya Israel yang gagal menekan Palestina melalui kekuatan militer tidak akan berhasil melalui strategi politik semacam ini.
Ilustrasi- Ribuan warga Palestina kembali ke Gaza utara dari pengungsian di wilayah selatan. ((Antara))
"Pengumuman AS yang berulang-ulang tentang penggusuran warga Palestina dengan dalih membangun kembali Jalur Gaza menunjukkan keterlibatan negara itu dalam kejahatan tersebut," ucap Abu Zuhri, dikutip dari Antara.
Ia juga memperingatkan bahwa skenario pemindahan paksa ini hanya akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Usulan kontroversial ini pertama kali disampaikan oleh Trump pada 25 Januari 2025. Namun, rencana tersebut langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, dua negara yang disebut-sebut sebagai tujuan relokasi.
Kedua negara menegaskan bahwa mereka menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina dan tetap mendukung hak mereka untuk bertahan di tanah air mereka sendiri.