Ntvnews.id, Kuala Lumpur - Polisi Selangor telah menahan seorang warga negara Indonesia (WNI) terkait insiden penembakan oleh aparat Malaysia yang menyebabkan kematian seorang WNI di lepas pantai Tanjung Rhu, Banting. Pria tersebut ditangkap sebagai bagian dari proses investigasi.
Dilansir dari Malay Mail, Senin, 3 Februari 2025, pria tersebut telah menjadi target pencarian polisi sejak insiden yang terjadi pada 24 Januari lalu di lepas pantai Tanjung Rhu, Banting.
Kepala Polisi Selangor, Datuk Hussein Omar Khan, mengonfirmasi kepada media setempat, Harian Metro, bahwa tersangka adalah pria berusia 35 tahun yang telah ditangkap pada Sabtu, 1 Februari 2025 malam waktu setempat.
Baca Juga: Ramai Netizen Soal Perbedaan Isi Syarat Lowongan Kerja di Malaysia dan Indonesia
"Tersangka masuk ke Malaysia sebagai turis, dan kami menahannya untuk membantu penyelidikan. Berkas penyelidikan hampir selesai dan mungkin akan diserahkan ke wakil jaksa penuntut umum paling cepat minggu depan," ujar Hussein.
Tersangka saat ini ditahan di Pengadilan Magistrat Banting, sementara identitasnya belum diungkap secara detail. Selain pria tersebut, polisi masih memburu seorang pria lain yang diduga terlibat dalam insiden yang sama.
Kronologi Insiden
Pada 24 Januari, sebuah kapal patroli milik Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) atau Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) diduga ditabrak empat kali oleh kapal lain. Kapal yang melakukan penabrakan ini diyakini memiliki keterkaitan dengan tersangka yang telah ditahan.
Selama insiden tersebut, dua tersangka yang diduga bukan warga negara Malaysia, dikatakan mencoba menyerang petugas MMEA dengan parang. Keesokan paginya, MMEA menerima informasi mengenai sebuah perahu yang terapung di dekat Pantai Banting, Kuala Langat.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Penembakan Pekerja Migran Indonesia di Malaysia
Ketika petugas tiba di lokasi, mereka menemukan dua orang di dalam perahu. Salah satu korban dinyatakan meninggal di tempat, sementara yang lainnya mengalami luka parah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah di Klang.
Dalam insiden yang berkaitan, tiga orang lainnya, yang diyakini sebagai WNI, juga mengalami luka tembak dan telah dievakuasi ke Rumah Sakit Sultan Idris Shah di Serdang. Mereka dilaporkan tiba di unit gawat darurat rumah sakit sekitar pukul 07.30 pagi waktu setempat pada 24 Januari.
Saat ini, pihak berwenang masih mencari seorang WNI lain yang diyakini terlibat dalam kejadian tersebut. Polisi juga berusaha melacak individu lain yang mungkin terlibat berdasarkan keterangan saksi dan ukuran perahu yang digunakan.
Hussein menyebutkan bahwa 14 saksi dari MMEA telah diperiksa, dan beberapa kemungkinan akan dipanggil kembali untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi mengklasifikasikan insiden penembakan di perairan lepas Pantai Morib sebagai percobaan pembunuhan.
"Petugas yang terlibat dalam operasi tersebut, termasuk mereka yang melepaskan tembakan juga akan dipanggil," ujarnya.
Pemerintah Indonesia Desak Malaysia Serius Tangani Kasus
Pemerintah Indonesia telah meminta otoritas Malaysia untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kasus ini. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah berkomunikasi dengan dua WNI korban penembakan aparat Malaysia. Keduanya menyatakan bahwa mereka tidak melakukan perlawanan saat kejadian berlangsung.
WNI yang menjadi korban, yaitu HA dan MZ, berasal dari Riau. Saat ini, mereka masih dalam perawatan medis dalam kondisi stabil, sehingga bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
"Keduanya juga menjelaskan kronologi kejadian dan menyatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia)," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu, 29 Januari 2025.
Presiden Prabowo Subianto juga telah memberikan tanggapan mengenai insiden ini dan meminta agar dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Ya itu sedang kita tentunya berharap ada investigasi ya kan," kata Prabowo di The Tribrata, Jalan Dharmawangsa III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Januari 2025.
Prabowo juga mengingatkan pekerja migran Indonesia agar tidak terlibat dalam kegiatan ilegal. Menurutnya, setiap negara memiliki aturan sendiri, dan jika ada tindakan melanggar hukum, mereka akan bertindak sesuai kebijakan masing-masing.
Ia pun meminta TKI untuk lebih berhati-hati agar tidak tertipu oleh sindikat penyelundup dan selalu waspada.
"Tapi sekali lagi saya ingatkan bahwa jangan mau ikut-ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing risikonya negara asing akan bertindak," tegasnya.