Ntvnews.id, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farham mengatakan bahwa tersangka kasus mutilasi wanita dalam komper berisinak RTH (32) didiagnosa memiliki gangguan psikopat narsistik oleh psikolog forensik.
"Kami juga melakukan serangkaian tes psikologi terhadap pelaku. Didapati hasil dari tes psikologi ini oleh psikolog forensik antara lain termasuk dalam golongan psikopat narsistik," ungkap Kombes Pol Farhan dilansir Antara, Senin 3 Februrai 2025.
Baca Juga: 10 Ketua RT dan RW Perumahan Cinere Estate Digugat Rp40 Miliar, Kini Ajukan Kasasi ke MA
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi, tersangka menunjukkan ciri-ciri psikopat narsistik yang ditandai dengan sifat antisosial dan kurangnya rasa iba terhadap sesamanya.
Pemakaman Uswatun Khasanah korban pembunuhan dan mutilasi di blitar (Antara)
"Secara keilmuan, nanti kami hadirkan langsung psikolognya yang bisa menjelaskan apa itu psikopat narsistik. Yang jelas, psikopat ini pada saat melakukan (tindakan kejahatan), dia antisosial, tidak punya perasaan iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan. Intinya, emosinya meledak-ledak dan keibaannya kurang," ujarnya.
Sikap tenang dan tidak menyesal meskipun usai membunuh pacarnya disebut sebagai dasar polisi untuk memeriksakan kejiwaan tersangka.
Dalam rekaman kamera pengawas atau CCTV yang beredar, RTH juga terlihat tenang saat menenteng koper besar berwarna merah di hotel tempat dia mengeksekusi korban.
Sebelumnya, seorang perempuan berinisial UK (29) diduga menjadi korban pembunuhan dan mutilasi.
Warga menemukan tubuh korban di dalam koper berwarna merah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis, 23 Januari 2025. Sementara potongan tubuh korban lainnya ditemukan di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Trenggalek.
Polisi berhasil menangkap pelaku mutilasi berinisial RTH alias A (32), warga Tulungagung, pada Sabtu 25 Januari 2025.
Tersangka RTH mengaku sakit hati sehingga nekat melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap korban UK.
RTH dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 KUHP ayat 3 dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal (hukuman) mati atau seumur hidup.