Ntvnews.id, Jakarta - Pertamina Patra Niaga memperketat pengawasan terhadap distribusi gas elpiji subsidi 3 kilogram untuk mengantisipasi terbatasnya pasokan di pangkalan resmi di Bali.
“Pengawasan dilakukan melalui pendataan transaksi via MAP untuk melihat kewajaran jumlah pembelian rata-rata konsumen,” kata Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Senin, 3 Febuari 2025.
Baca Juga: Pertamina Minta 78.304 Pengecer LPG 3 kg di Jateng dan Yogyakarta Jadi Pangkalan
MAP (Merchant Apps Pangkalan) adalah aplikasi yang digunakan oleh gerai pangkalan untuk mendata transaksi LPG 3kg. Skema distribusinya dimulai dari agen yang menyuplai pangkalan resmi melalui sistem penebusan nontunai.
Pasokan LPG 3kg ke setiap pangkalan disesuaikan dengan sebaran wilayah masing-masing. Rata-rata, penyaluran LPG 3kg ke pangkalan berkisar antara 20-50 tabung setiap hari.
Jika ada pangkalan yang melanggar aturan dengan menyuplai ke pengecer, maka pangkalan tersebut akan dikenakan sanksi.
“Kalau pangkalan terbukti melakukan pelanggaran, diberikan sanksi dengan surat peringatan dan pengurangan alokasi tabung LPG selama periode tertentu sampai dengan pemutusan hubungan usaha (PHU),” katanya.
Baca Juga: Seorang Ibu Tewas Usai Mengantri Gas 3 Kg
Di Bali, terdapat 5.335 unit pangkalan yang tersebar di 682 desa/kelurahan per Januari 2025, dengan rata-rata setiap desa memiliki tujuh pangkalan resmi.
Mulai 1 Februari 2025, pemerintah menerapkan kebijakan penjualan LPG 3 kilogram hanya melalui pangkalan resmi, bukan lagi pengecer.
Hal ini disebabkan harga LPG di pengecer yang bervariasi antara Rp22.000 hingga Rp25.000 per tabung, sementara pengawasan di pengecer bukan merupakan kewenangan BUMN bidang minyak dan gas bumi.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tidak Ada Pemangkasan Subsidi LPG 3 Kg
Di pangkalan resmi, harga LPG subsidi tercatat sebesar Rp18.000 per tabung, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022. Setelah kebijakan tersebut diterapkan, sejumlah pangkalan di Denpasar dan sekitarnya langsung diserbu konsumen, dengan beberapa pangkalan kehabisan stok.
(Sumber: Antara)