Agen Resmi Curiga! Ada Permainan di Balik Langkanya Elpiji 3 Kg?

Ntvnews.id, Jakarta - Kelangkaan gas elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, semakin meresahkan masyarakat. Sejumlah agen resmi menduga adanya permainan tertentu yang menyebabkan stok gas menjadi sulit ditemukan di pasaran.

Dwi (58), seorang agen resmi elpiji di Cilandak, mengungkapkan kekesalannya atas kondisi ini. Menurutnya, gas elpiji 3 kg sebenarnya tidak benar-benar langka, tetapi ada indikasi stok tersebut sengaja ditahan oleh pihak tertentu.

Baca Juga: Emak-emak di Tangerang Protes Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Tabung Kosong Dibuang ke Jalan

"Kalau saya kesal juga. Ada dugaan permainan, kan yang kasihan dan rugi yang berada di bawah," ujarnya dilansir Antara.

Menurut Dwi, jika ada kebijakan baru dalam mekanisme distribusi elpiji bersubsidi, pemerintah seharusnya lebih transparan dan memberikan edukasi yang jelas kepada masyarakat serta agen resmi.

Pekerja menyusun tabung gas LPG tiga kilogram di salah satu agen di Jakarta, yang selanjutnya akan disalurkan ke pangkalan-pangkalan penjualan. (Antara)

Hal ini agar kebijakan yang diterapkan dapat berjalan dengan baik tanpa merugikan pihak tertentu.

"Mungkin ada mekanisme baru, tapi biar ini enggak terlalu terburu-buru, ditahan dulu biar siap-siap dari kita," tambahnya.

Untuk memastikan distribusi elpiji bersubsidi berjalan dengan baik, Dwi menyarankan agar pemerintah menerjunkan petugas ke lapangan guna memantau dan memastikan bahwa penyaluran elpiji dilakukan secara tepat sasaran.

Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kebijakan pembatasan pembelian elpiji bersubsidi dari pemerintah.

Ia menekankan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah pihak yang berwenang dalam mengatur distribusi elpiji bersubsidi.

Pertamina pun mengimbau masyarakat agar membeli elpiji 3 kg langsung ke pangkalan resmi. Hal ini bertujuan agar harga jual tetap sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh masing-masing pemerintah daerah.