Ntvnews.id, Jakarta - Krisis populasi di berbagai negara sering kali menjadi perhatian pemerintah, seperti yang terjadi di Jepang dan China. Tingkat pernikahan di suatu negara juga sering kali menjadi indikator utama dalam melihat laju pertumbuhan ekonomi.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang memilih untuk fokus pada karier ketimbang menikah dan membangun keluarga. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mencari cara agar angka kelahiran yang terus menurun dapat ditingkatkan.
Berikut adalah daftar negara dengan tingkat pernikahan rendah dan kurangnya minat untuk memiliki anak:
1. Korea Selatan
Korea Selatan merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat pernikahan yang sangat rendah.
Data dari Strait Times menunjukkan bahwa pada 2023, tingkat pernikahan di negara ini turun hingga 40 persen, dengan hanya 193.673 pasangan yang menikah.
Baca Juga: 3 Bulan Kenalan, Delia Septianti Putuskan Menikah dengan Jerry Christy
Angka ini jauh berkurang dibandingkan dengan 2013 yang mencatatkan 322.807 pasangan. Salah satu penyebabnya adalah perubahan norma sosial. Sekitar sepertiga warga Korsel memiliki pandangan positif terhadap pernikahan.
2. China
Populasi China mengalami penurunan angka pernikahan selama dua tahun berturut-turut, yang dipengaruhi oleh lonjakan angka kelahiran dan kematian saat pandemi COVID-19.
Penurunan ini, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ahli demografi dari Universitas Michigan, Zhou Yun, menjelaskan bahwa penurunan angka kelahiran sulit untuk dibalikkan. Banyak warga China yang lebih memilih fokus pada karier dan tidak ingin berkeluarga atau memiliki anak.
3. Georgia
Georgia, yang terletak di bagian barat Asia, juga mengalami penurunan drastis dalam angka pernikahan.
Baca Juga: Kaleidoskop: 9 Artis Menikah di Tahun 2024
Data dari Statista menunjukkan penurunan sebesar 5,5 persen dalam tingkat pernikahan. Penurunan ini menjadi perhatian serius pemerintah Georgia yang berupaya memperbaiki situasi ini guna mendorong pertumbuhan penduduk.
4. Jepang
Jepang, sebagai negara maju di Asia, telah lama menghadapi masalah angka kelahiran yang rendah. Menurut survei lembaga statistik Jepang, banyak warga yang berusia antara 25 hingga 34 tahun enggan untuk menikah.
Hal ini semakin mengkhawatirkan pemerintah Jepang setelah terjadi lonjakan angka kematian yang mencapai 1.590.503. Pemerintah Jepang pun berusaha mengatasi masalah ini dengan menawarkan bantuan finansial, kemudahan akses perawatan anak, dan cuti orang tua.
5. Qatar
Sejak Februari 2023, Qatar mengalami penurunan angka pernikahan yang signifikan. Berdasarkan data dari Doha News dan Otoritas Perencanaan dan Statistik Qatar, angka pernikahan turun sekitar 8,6 persen, sementara tingkat perceraian juga mengalami penurunan sebesar 17,2 persen.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Qatar telah mengadakan seminar pelatihan untuk pasangan muda yang mencakup penanganan konflik perkawinan dan perencanaan kehidupan bersama.