Ntvnews.id, Tel Aviv - Pihak Kepolisian Israel sedang menyelidiki Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, terkait dugaan keterlibatannya dalam persidangan kasus korupsi yang melibatkan suaminya. Sara diduga mencampuri jalannya persidangan dan mengintimidasi saksi kunci dalam kasus tersebut.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 4 Februari 2025, penyelidikan ini terungkap melalui surat dari kantor kejaksaan Israel yang dikirimkan kepada anggota parlemen oposisi, Naama Lazimi, dari Partai Demokrat Israel. Lazimi kemudian membagikan isi surat tersebut kepada publik melalui media sosial X pada Minggu, 2 Februari 2025.
Surat kejaksaan tersebut mengonfirmasi bahwa "penyelidikan pidana telah dimulai" terhadap Sara, terkait dengan sejumlah dugaan pelanggaran hukum. Penyelidikan ini dimulai sejak 26 Desember lalu.
Sebelumnya, Lazimi menuduh Sara terlibat dalam campur tangan dalam proses persidangan korupsi suaminya.
Baca Juga: Lebih dari 61.700 Warga Palestina Tewas dalam Perang Israel
Sementara itu, program investigasi Uvda yang disiarkan oleh Channel 12 menuduh Sara berusaha mengintimidasi saksi penting dalam sidang korupsi Netanyahu, serta mengorganisir unjuk rasa untuk melecehkan Jaksa Agung Israel dan individu lainnya yang dianggap bermusuhan dengan suaminya.
Dalam suratnya kepada Lazimi, kantor kejaksaan Israel menyatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh Kepolisian Israel, dengan bantuan departemen siber di bawah kantor kejaksaan.
Pada Desember 2024, Netanyahu memberikan kesaksian dalam sidang korupsi yang menuduhnya melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik dalam tiga kasus terpisah. Netanyahu membantah tuduhan-tuduhan tersebut dan menyebutnya "konyol."
Baca Juga: Israel Langgar Gencatan Senjata di Lebanon
Persidangan yang dimulai sejak Mei 2020 ini telah mengalami beberapa penundaan, dengan proses yang diperkirakan akan berlangsung berbulan-bulan, dan kemungkinan adanya proses banding yang dapat memperpanjang sidang lebih lama.
Netanyahu, yang merupakan PM pertama Israel yang dihadapkan pada sidang pidana, juga telah meminta penundaan proses hukum terkait perang di Gaza dan Lebanon.
Dalam salah satu kasusnya, Netanyahu dan istrinya didakwa menerima barang-barang mewah senilai lebih dari US$ 260.000, seperti cerutu, perhiasan, dan sampanye dari miliarder sebagai imbalan atas dukungan politik.