Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini mengaku sedih dengan tingkah oknum prajurit TNI yang melakukan tindak pidana. Khususnya anggota TNI yang melakukan pembunuhan.
Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PKS itu, dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025. Rapat membahas persetujuan penerimaan hibah alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dari luar negeri.
"Belakangan ini saya agak sedih banyak oknum TNI terlibat dengan pidana pembunuhan pak. Jadi ini kan harus menjadi perhatian," ujar Jazuli.
Ia mengakui, orang jahat ada di semua instansi, termasuk TNI. Namun harus ada sistem pengawasan dan pembinaan yang baik di TNI, agar hal tersebut tidak terjadi. Sebab aksi oknum itu merusak nama baik TNI.
"Tentu di mana saja, di lembaga mana saja, tidak mungkin semua orang ini akan baik pak. Selama ada iblis pasti ada saja orang yang rusak," papar Jazuli.
"Tetapi bagaimana sistem pengawasan dan pembinaan TNI ini agar oknum-oknum ini tidak terus berulang melakukan tindak kejahatan, karena itu akan mencoreng wibawa institusi kita ini," imbuhnya.
Ia mengatakan, penerimaan hibah alpalhankam dari luar negeri ini sebagai upaya memperkuat pertahanan negara. Namun, jika prajurit TNI selaku aparatur pertahanan negara malah membunuh rakyat sendiri, hal ini jadi kontradiksi atau bertentangan.
"Sementara kita menerima hibah ini untuk pertahanan, keamanan, lah prajuritnya bunuhi orang sendiri kan jadi pertahanan (model) apa (itu)? Bahasa sederhananya kan gitu," tuturnya.
Jazuli menegaskan, bahwa satu nyawa manusia sangat lah berharga. Karenanya, ia berharap Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang hadir dalam rapat tersebut, membenahi persoalan ini.
"Meskipun itu oknum ya Pak ya, artinya satu dua terjadi. Tapi satu saja harga nyawa manusia itu adalah cukup mahal. Tidak boleh dibiarkan oknum-oknum itu terus melakukan tindakan yang di luar," jelas dia.
Diketahui, tiga oknum TNI AL terlibat penembakan yang menewaskan bos rental di rest area Jalan Tol Tangerang-Merak. Lalu di Sorong, Papua Barat Daya, anggota TNI AL kembali terlibat pembunuhan, yang kali ini korbannya seorang wanita.