Pemprov DKI Akan Bangun Giant Mangrove Wall untuk Lindungi Jakarta

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Feb 2025, 13:05
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Wisatawan berjalan di antara pohon mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Jakarta, Sabtu (7/12/2024) Arsip foto - Wisatawan berjalan di antara pohon mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, Jakarta, Sabtu (7/12/2024) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun "Giant Mangrove Wall" di pesisir utara Jakarta sebagai upaya mengatasi banjir rob, melindungi dari abrasi, serta mengurangi dampak penurunan permukaan tanah yang terus terjadi.

"Saya serius untuk lebih mengembangkan 'Giant Sea Wall'-nya tetap, tapi di atasnya ada mangrove," ujar Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, saat menghadiri acara penanaman mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk, Penjaringan, Jakarta, Rabu.

Pramono menjelaskan bahwa proyek ini merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka tengah membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) sepanjang 11,2 kilometer yang nantinya akan dikembangkan menjadi "Giant Mangrove Wall".

Baca juga: SIM Keliling Jakarta: Lokasi dan Jadwal Pelayanan Rabu, 5 Februari 2025

"Suka tidak suka, Jakarta butuh mangrove," tegas Pramono.

Dalam kesempatan tersebut, Pramono menargetkan penanaman 5.000 batang mangrove di Kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk. Ia menekankan bahwa inisiatif ini bukan sekadar upaya jangka pendek, melainkan investasi untuk keberlanjutan lingkungan Jakarta di masa depan.

Kawasan hutan lindung seluas 200 hektare ini memiliki peran penting sebagai pelindung alami dari ancaman abrasi dan penurunan permukaan tanah. "Di kawasan hutan lindung ini seluas 200 hektare harus dirawat dengan baik karena akan menjadi pelindung serta penyangga Jakarta dari abrasi, proses penurunan permukaan, dan sebagainya," jelasnya.

Pramono juga menggarisbawahi beberapa permasalahan serius di Jakarta, seperti abrasi, penurunan permukaan tanah, dan perubahan garis pantai. "Ini menjadi sangat serius kalau tidak ditangani secara sungguh-sungguh dengan penanaman mangrove," ujarnya.

Sebagai gubernur, Pramono berkomitmen untuk memastikan bahwa program penanaman mangrove ini tidak hanya sebatas kegiatan seremonial. Ia akan menginstruksikan dinas terkait dan Wali Kota Jakarta Utara untuk merawat mangrove secara berkelanjutan.

"Saya akan menjadikan program penanaman mangrove ini tak hanya seremonial tapi kegiatan berlanjut yang diikuti dengan perawatan sehingga mangrove dapat melindungi Jakarta dari banjir, penurunan permukaan, dan sebagainya," katanya.

Berdasarkan survei dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), populasi mangrove di Indonesia, termasuk Jakarta, telah mengalami penurunan drastis selama 30 tahun terakhir, dengan kehilangan lebih dari 50 persen tutupan mangrove.

"Hal ini serius sekali dan harus ditindaklanjuti secara bersama karena mangrove memberikan dampak positif bagi Jakarta," tutup Pramono.

(Sumber: Antara)

x|close