Ntvnews.id
Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan ucapan Trump "menyerang rakyat dan tujuan kami, dan tidak akan memberikan manfaat bagi stabilitas di kawasan tersebut."
Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan negara mana pun menduduki tanah Palestina atau memaksakan perwalian atas rakyatnya.
Baca juga: Trump Tegaskan Mesir dan Yordania Siap Terima Pengungsi Palestina dari Gaza
Untuk itu Hamas mendesak Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk segera bertemu membahas "pernyataan berbahaya" Trump, dan mengambil posisi tegas dan bersejarah yang melindungi hak-hak nasional rakyat Palestina.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, menilai pernyataan Trump mencerminkan "kebingungan dan ketidaktahuan yang mendalam tentang perjuangan Palestina serta dinamika kawasan secara keseluruhan."
Ia menegaskan bahwa "Gaza bukan hanya wilayah biasa bagi suatu negara untuk menentukan nasibnya, Gaza adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tanah Palestina," ujar Al-Rishq.
Baca juga: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Desak Sidang Darurat DK PBB untuk Hentikan Serangan Israel
Resolusi apa pun harus didasarkan pada penghentian pendudukan dan pemenuhan hak-hak nasional yang sah dari rakyat kita, bukan pada logika kekuasaan, dominasi, atau pola pikir pedagang real estat," ucapnya.
Al-Rishq juga menambahkan bahwa pernyataan Trump menunjukkan keberpihakan penuh AS terhadap pendudukan Israel dan agresinya terhadap rakyat Palestina serta hak-hak mereka.
Sebelumnya, pada Selasa malam, Trump mengklaim bahwa AS akan "mengambil alih" Jalur Gaza setelah merelokasi warga Palestina ke tempat lain. Ia beralasan bahwa rencana ini bertujuan untuk pembangunan kembali besar-besaran yang dapat mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."
(Sumber: Antara)