Polisi Ungkap Pesta Seks Sesama Jenis di Jaksel, Pelaku Gunakan Kode 'Arisan'

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Feb 2025, 12:23
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
ilustrasi LGBT. ilustrasi LGBT. (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Jakarta kembali digegerkan dengan pengungkapan kasus pesta seks sesama jenis yang berlangsung di sebuah hotel di Jakarta Selatan.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya mengungkap bahwa para pelaku menggunakan kode 'arisan' untuk mengumpulkan peserta dalam acara tersebut.

Baca Juga: Polisi Ungkap Fakta Baru soal Pesta Seks Sesama Jenis di Jaksel

"Ada yang bilang 'arisan', ada yang bilang 'event'. Jadi variatif gitu mereka pakai kode-kodenya," kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Iskandarsyah dilansir Antara.

Menurut Iskandarsyah, penyelenggara pesta, yang diketahui berinisial BP alias D, mengirimkan kode-kode tersebut kepada calon peserta untuk memastikan apakah mereka tertarik bergabung.

"Nanti kalau misalnya berkenan atau mau bergabung dengan pesta itu mereka bisa menghubungi kembali penyelenggara," ucapnya.

Polisi Grebek 56 Orang yang Sedang Pesta Seks Gay di Jakarta  <b>(Instagram)</b> Polisi Grebek 56 Orang yang Sedang Pesta Seks Gay di Jakarta (Instagram)

Saat ditanya mengenai keterlibatan pihak hotel, Iskandarsyah menegaskan bahwa manajemen hotel tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut.

Para tersangka disebut menggunakan aplikasi tertentu untuk mengatur pertemuan, sehingga hotel tidak terlibat dalam perencanaan acara tersebut.

"Para tersangka ini menggunakan aplikasi, jadi pihak hotel tidak mengetahui, tapi pihak hotel kooperatif sama kita karena pada saat kita melakukan penggerebekan di lokasi itu termasuk dengan bantuan pihak hotel, tidak ada kerusakan dari fasilitas hotel, jadi memang dibantu oleh mereka sampai dengan olah TKP," jelasnya.

Berdasarkan temuan polisi, peserta pesta seks ini berasal dari berbagai latar belakang usia dan profesi. Tidak ada pola khusus dalam perekrutan peserta, karena mereka dikumpulkan secara acak melalui rekomendasi.

"Tidak ada dari satu lokasi atau satu pekerjaan, jadi mereka ini karena pola perekrutannya mengajak peserta ini dari rekomendasi random (acak), jadi variatif semuanya," katanya.

Polisi masih terus mengembangkan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap ponsel para tersangka. Langkah ini diambil untuk mengungkap jaringan yang lebih luas terkait pesta seks tersebut.

"Jadi pada saat diamankan handphone langsung kita masukkan digital forensik untuk didalami. Nanti pada saat sudah ada hasilnya, kita ada penemuan pengembangan lebih lanjut, pasti pengungkapan kita kembangkan lagi, " katanya.

x|close