Israel Punya Rencana Baru Buat Warga Gaza Palestina, Apa Itu?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Feb 2025, 09:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (ANTARA/Xinhua/am)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengambil kendali atas Gaza, Palestina. Sementara itu, Israel tengah menyusun strategi bagi warga Palestina yang bersedia meninggalkan wilayah tersebut secara sukarela.

Dilansir dari AFP, Jumat, 7 Februari 2025, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah memberikan arahan kepada militer untuk merancang mekanisme keberangkatan bagi warga Gaza yang ingin pergi.

"Saya telah menginstruksikan IDF (militer) untuk menyiapkan rencana yang memungkinkan keberangkatan sukarela bagi warga Gaza," ujar Katz.

Ia menambahkan bahwa warga Palestina yang ingin meninggalkan Gaza dapat pergi ke negara mana saja yang bersedia menerima mereka.

Baca Juga: Indonesia Menyuarakan Protes Keras atas Usulan Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Gagasan Trump untuk mengambil alih Gaza dan mendorong warga Palestina keluar dari wilayah mereka diungkapkan saat dirinya bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih. Pernyataan ini menuai kecaman global, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PBB menegaskan bahwa pemindahan paksa warga Palestina merupakan bentuk pembersihan etnis. Meski demikian, Trump tetap bersikeras bahwa rencananya akan mendapat dukungan luas.

Namun, Trump tidak memberikan banyak rincian mengenai bagaimana sekitar 2 juta warga Palestina akan dipindahkan dari Gaza. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa pemindahan tersebut hanya bersifat sementara.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengecam pernyataan Trump, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Ia menegaskan bahwa perdamaian tidak akan terwujud tanpa pembentukan negara Palestina yang berdaulat.

"Presiden Mahmoud Abbas dan para pemimpin Palestina menyatakan penolakan keras mereka terhadap seruan untuk merebut Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina dari tanah air mereka," demikian pernyataan dari kantor kepresidenan Palestina.

Baca Juga: Trump: AS Siap Ambil Alih Jalur Gaza

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, juga mengkritik keras pernyataan Trump, menilai bahwa hal tersebut merupakan indikasi niat AS untuk menduduki Gaza.

"Pernyataan Trump tentang Washington yang mengambil kendali atas Gaza sama dengan pernyataan terbuka mengenai niatnya untuk menduduki wilayah tersebut," ujar Hazem Qassem.

"Gaza adalah milik rakyatnya dan mereka tidak akan pergi," tambahnya.

Meskipun mendapat kecaman luas, Trump tetap teguh pada pendiriannya untuk mengambil alih Gaza. Ia menyatakan bahwa Israel akan menyerahkan wilayah tersebut kepada AS setelah pertempuran berakhir.

"Jalur Gaza akan diserahkan ke Amerika Serikat oleh Israel pada akhir pertempuran. Warga Palestina, seperti Chuck Schumer, akan direlokasi ke komunitas yang jauh lebih aman dan modern dengan rumah-rumah baru di wilayah tersebut," tulis Trump.

Chuck Schumer, yang disebut dalam pernyataan Trump, merupakan pemimpin minoritas di Senat dari Partai Demokrat. Pada pekan sebelumnya, Schumer mengkritik Trump karena dianggap bertindak sembrono dan melanggar hukum.

x|close