Ntvnews.id, Amerika - Puluhan ribu PNS di Amerika mengajukan pengunduran diri menyusul kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump. Keputusan ini merupakan bagian dari langkah yang diumumkan Trump, di mana para PNS AS diminta mundur dari jabatan mereka tetapi tetap menerima gaji hingga 30 September 2025.
Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Badan Intelijen Pusat (CIA). CIA melaporkan bahwa pekan lalu sekitar dua juta pegawai pemerintah federal secara sukarela mengundurkan diri, dengan skema pesangon yang dibayarkan secara bertahap selama delapan bulan ke depan.
Keputusan ini muncul setelah masukan yang diberikan oleh Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), Elon Musk. Ia menyampaikan bahwa hingga Kamis, 6 Februari 2025, terdapat persetujuan pengunduran diri bagi sekitar 20.000 hingga 40.000 pegawai.
Email dari pemerintahan Trump menyebutkan bahwa pekerja federal yang menerima pembelian tersebut akan menerima gaji hingga bulan September
Di sisi lain, kebijakan mengenai mekanisme pengunduran diri akan diinformasikan melalui email resmi yang berisi rincian kebijakan Trump. Dalam kebijakan tersebut, Trump menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk mengurangi jumlah pegawai federal dan menekan pengeluaran pemerintah.
Namun, keputusan ini mendapat tentangan dari Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE). Presiden AFGE, Everett Kelley, menyatakan akan mengambil langkah hukum serta melakukan aksi boikot terhadap rencana pengunduran diri massal ini.
Pada Selasa, 4 Februari 2025, ia menegaskan sikapnya dengan mengatakan, "Kami tidak akan tinggal diam dan membiarkan anggota kami menjadi korban penipuan ini."
Sementara itu, beberapa PNS yang terdampak menyampaikan kegelisahan mereka dalam wawancara dengan BBC. Mereka mempertanyakan nasib mereka setelah mengundurkan diri serta meragukan kepastian pencairan pesangon yang dijanjikan.
Potret Donald Trump (Pinterest)
Salah satu pegawai yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa tawaran ini terasa seperti paksaan, di mana mereka hanya memiliki pilihan untuk menerima atau kehilangan pekerjaan mereka.
"Tampaknya kejam dan mengerikan. (Dan) tidak ada jaminan (untuk program pesangon). Saya berharap akan persis seperti yang dijanjikan, dan bukan penipuan," ungkap pegawai tersebut.
Meski mendapat penolakan dari berbagai pihak, Gedung Putih memprediksi bahwa jumlah pegawai yang mengajukan pengunduran diri akan terus meningkat dalam 24 jam ke depan.