Pneumonia Merebak di Jepang, Warga Hong Kong dan Thailand Diimbau Tunda Perjalanan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Feb 2025, 15:28
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi orang memakai masker. Ilustrasi orang memakai masker. (Pixabay)

Ntvnews.id, Jepang - Seiring dengan merebaknya wabah pneumonia di Jepang, pakar kesehatan dari Hong Kong dan Thailand mengimbau warganya untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke negara tersebut.

"Pasien berisiko tinggi sebaiknya mempertimbangkan untuk menunda perjalanan mereka jika tujuan wisata sedang menghadapi wabah influenza yang serius," kata Dr. Leung Chi-chiu, spesialis pengobatan pernapasan, dikutip dari laman VN Express, Kamis, 6 Februari 2025.

Ia juga memperingatkan bahwa individu dengan kondisi kesehatan tertentu lebih rentan mengalami komplikasi jika tertular flu.

Sebagai langkah pencegahan, para ahli kesehatan di Hong Kong menyarankan agar wisatawan mendapatkan vaksinasi flu setidaknya dua minggu sebelum keberangkatan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi waktu bagi tubuh dalam membentuk antibodi yang cukup untuk melawan infeksi.

Arsip foto - Warga menggunakan masker saat berjalan di Jakarta, Jumat (8/11/2023). <b>(Antara)</b> Arsip foto - Warga menggunakan masker saat berjalan di Jakarta, Jumat (8/11/2023). (Antara)

Selain vaksinasi, wisatawan juga dianjurkan untuk mengenakan masker di tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, serta menyimpan kontak darurat setempat. Mereka juga disarankan untuk membeli asuransi perjalanan sebelum berangkat guna mengantisipasi kemungkinan darurat medis.

Sama halnya dengan Hong Kong, dokter di Thailand juga memberikan imbauan serupa kepada masyarakatnya agar mempertimbangkan kembali perjalanan ke Jepang, terutama setelah meninggalnya Barbie Hsu akibat pneumonia.

Dr. Jade Boonyawongwiroj, asisten direktur Rumah Sakit Maharat Nakhon Ratchasima, menyebutkan bahwa wabah influenza di Jepang berada dalam kategori "parah" dengan rata-rata lebih dari 66.000 kasus baru per hari selama 144 hari terakhir. 

Beberapa rumah sakit di Tokyo bahkan terpaksa menolak pasien kecuali dalam kondisi yang benar-benar serius.

Ilustrasi orang memakai masker. <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi orang memakai masker. (Pixabay)

Berdasarkan data dari Institusi Penyakit Menular Nasional Jepang, sejak 2 September 2024 hingga 26 Januari 2025, tercatat sekitar 9,52 juta kasus flu di Jepang, sebagaimana diumumkan pada 31 Januari 2025.

Menurut laporan dari Telegraph, wabah pneumonia di Jepang mulai menjadi perhatian sejak akhir 2024. Wabah ini disebut sebagai yang terburuk dalam lebih dari dua dekade terakhir. 

Pada akhir tahun tersebut, jumlah kasus pneumonia mikoplasma hampir mencapai 6.000, meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dan merupakan jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1999.

Untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini, lima asosiasi medis di Jepang mengeluarkan anjuran kepada masyarakat agar kembali mengenakan masker serta meningkatkan ventilasi dalam ruangan.

"Masyarakat harus cermat dalam mengambil tindakan pencegahan dasar untuk menghentikan penyebaran penyakit, seperti memakai masker dan mencuci tangan,” kata Mukae Hiroshi, Profesor di Universitas Nagasaki dan anggota Masyarakat Pernapasan Jepang.

 

x|close