Ntvnews.id, Jakarta - Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang tidak baik, termasuk bergosip atau ghibah. Namun, muncul pertanyaan: apakah bergosip bisa membatalkan puasa?
Banyak orang tanpa sadar terjebak dalam kebiasaan bergosip, apalagi saat berkumpul dengan teman atau keluarga. Dalam Islam, ghibah memiliki konsekuensi serius, apalagi jika dilakukan saat berpuasa. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita bahas hukum dan dampaknya terhadap puasa.
Pengertian Ghibah (Bergosip) dalam Islam
Dalam Islam, ghibah atau bergosip didefinisikan sebagai membicarakan keburukan orang lain yang jika orang tersebut mengetahuinya, maka ia tidak akan menyukainya. Hal ini dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW:
Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Puasa Nisfu Syaban dengan Puasa Qadha Ramadhan?
"Tahukah kalian apa itu ghibah? Yaitu engkau menyebut sesuatu tentang saudaramu yang ia tidak sukai."
(HR. Muslim)
Ghibah bukan hanya berbicara keburukan yang tidak benar (fitnah), tetapi juga sesuatu yang benar, tetapi tidak seharusnya dibicarakan. Allah SWT bahkan mengibaratkan ghibah seperti memakan daging saudaranya sendiri:
"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya."
(QS. Al-Hujurat: 12)
Apakah Bergosip Membatalkan Puasa?
Secara hukum bergosip tidak membatalkan puasa secara fiqih, karena hal-hal yang membatalkan puasa sudah dijelaskan dalam Islam, yaitu:
- Makan dan minum dengan sengaja
- Berhubungan suami istri di siang hari
- Muntah dengan sengaja
- Haid atau nifas bagi wanita
- Keluar air mani karena bersentuhan langsung
Dari daftar di atas, bergosip tidak termasuk dalam hal yang membatalkan puasa secara hukum, sehingga puasanya tetap sah.
Namun, ghibah bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dan hati dari perbuatan yang tidak baik. Rasulullah SAW bersabda:
"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Ini menunjukkan bahwa jika seseorang tetap berpuasa tetapi melakukan ghibah, puasanya bisa kehilangan keberkahan dan pahalanya.
Bahaya Bergosip Saat Puasa
-
Mengurangi pahala puasa
Jika seseorang berpuasa tetapi tetap bergosip, maka puasanya bisa kehilangan pahala. Sebab, puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan buruk. -
Mendapat dosa besar
Ghibah termasuk dosa besar dalam Islam. Jika dilakukan saat puasa, seseorang bisa tetap lapar dan haus, tetapi justru mendapatkan dosa, bukan pahala. -
Membuat hati tidak tenang
Bergosip bisa membuat hati dipenuhi kebencian, iri, dan dendam. Padahal, bulan Ramadan seharusnya menjadi waktu untuk memperbaiki diri dan membersihkan hati. -
Merusak hubungan sosial
Bergosip bisa menimbulkan permusuhan dan merusak hubungan antar sesama. Ini bertentangan dengan tujuan puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan dan mempererat hubungan persaudaraan.
Cara Menghindari Ghibah Saat Puasa
-
Mengingat bahwa Allah Maha Melihat
Jika kita sadar bahwa setiap ucapan kita didengar oleh Allah, maka kita akan lebih berhati-hati dalam berbicara. -
Mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat
Daripada bergosip, gunakan waktu untuk membaca Al-Qur'an, berzikir, atau mendengarkan kajian Islam. -
Menjauhi lingkungan yang suka bergosip
Jika berada di lingkungan yang sering membicarakan keburukan orang lain, sebaiknya segera menghindar atau mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih positif. -
Memikirkan dampak buruk ghibah
Ingat bahwa ghibah bisa menghilangkan pahala puasa dan menambah dosa. Rasulullah SAW pernah bersabda:"Orang yang melakukan ghibah dan fitnah, mereka tidak akan masuk surga."
(HR. Bukhari dan Muslim) -
Berdoa agar dijauhkan dari kebiasaan buruk
Berdoalah agar Allah SWT menjaga lisan kita dari perbuatan yang sia-sia dan menggantinya dengan perkataan yang baik.
Bergosip tidak membatalkan puasa secara hukum, tetapi bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala puasa. Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, sehingga sebaiknya digunakan untuk meningkatkan ibadah, bukan untuk membicarakan keburukan orang lain.
Lebih baik fokus pada ibadah dan memperbaiki diri daripada melakukan hal yang bisa merusak pahala puasa. Semoga Allah SWT menjaga lisan dan hati kita dari perbuatan yang sia-sia dan selalu memberikan keberkahan dalam setiap ibadah yang kita lakukan.