Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan komitmennya untuk mengambil alih Gaza, tetapi membuka kemungkinan bagi negara-negara Timur Tengah lainnya untuk turut serta dalam upaya rekonstruksi wilayah yang dilanda konflik tersebut.
"Saya berkomitmen untuk mengambil dan memiliki Gaza. Untuk pembangunan kembali, kami bisa menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada negara-negara lain di Timur Tengah, atau pihak lain yang ingin membantu di bawah pengawasan kami. Namun, kami akan mengontrolnya dan memastikan Hamas tidak kembali," ujar Trump kepada wartawan, dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 11 Februari 2025
Pernyataan tersebut disampaikan Trump pada Minggu, 9 Februari 2025 waktu setempat, saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One dalam perjalanan menuju New Orleans untuk menghadiri kejuaraan National Football League (NFL) Super Bowl.
Baca Juga: Dua WNI Ditahan di AS dalam Kebijakan Deportasi Massal Donald Trump
"Tidak ada yang bisa kembali menempati wilayah itu. Tempat itu benar-benar hancur, dan sisanya akan dihancurkan. Semuanya telah musnah," ungkapnya.
Trump juga menyebut bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan menerima sejumlah pengungsi Palestina ke Amerika Serikat. Namun, ia menegaskan bahwa setiap permohonan akan dipertimbangkan secara individu.
"Saya rasa itu perjalanan yang sangat jauh bagi mereka, tetapi saya akan melihatnya berdasarkan kasus per kasus. Namun, saya percaya mereka akan lebih senang tinggal di kawasan sekitarnya dengan lingkungan yang aman, di mana mereka bisa hidup tenang dan memiliki kehidupan yang layak," kata Trump.
Pernyataan Trump tentang kepemilikan Gaza mendapat kecaman dari Hamas. Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, menegaskan bahwa Gaza bukanlah barang dagangan yang bisa diperjualbelikan.
Baca Juga: Bakal Jalin Hubungan dengan Korea Utara, Ini Kata Donald Trump
"Gaza bukan properti yang bisa dibeli atau dijual. Ini adalah bagian tak terpisahkan dari tanah Palestina yang diduduki, dan rakyat Palestina akan menggagalkan rencana pemindahan itu," tegas Rashq dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Trump telah mengusulkan pemindahan permanen warga Palestina dari Gaza dan mengubahnya menjadi destinasi wisata yang ia sebut sebagai "Riviera Timur Tengah."
Minggu lalu, Trump mengungkapkan gagasan agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan berperan dalam proyek rekonstruksi besar-besaran. Namun, usulan tersebut langsung mendapat reaksi keras dari sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, yang dengan tegas menolak rencana Trump terkait Gaza.