Ntvnews.id
Dalam percakapan telepon pada Rabu 12 Febuari 2025, Trump dan Putin berbicara tentang kekuatan negara masing-masing dan “manfaat besar” yang akan mereka dapatkan suatu hari nanti jika bekerja sama.
"Tetapi pertama-tama, seperti yang kami berdua sepakati, kami ingin menghentikan jutaan kematian yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina,” kata Trump dalam platform media sosialnya, Truth Social.
Baca juga: Trump Pecat Bos USAID Paul Martin
"Kami sepakat untuk bekerja sama, sangat erat, termasuk saling mengunjungi negara masing-masing. Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi, dan kami akan mulai dengan menelepon Presiden (Volodymyr) Zelenskyy dari Ukraina, untuk memberi tahu dia tentang percakapan ini,” ujarnya, menambahkan.
Trump menyatakan bahwa ia telah menugaskan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz, serta utusan khususnya Steve Witkoff untuk memimpin negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Ia optimistis bahwa proses negosiasi tersebut akan membuahkan hasil.
Selain itu, Trump kembali menegaskan klaimnya bahwa perang Rusia-Ukraina tidak akan terjadi jika ia masih menjabat sebagai Presiden AS saat itu.
"Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang!”, serunya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Putin atas pembebasan Marc Fogel, warga Amerika yang telah dipenjara di Rusia sejak 2021 dan akhirnya dibebaskan oleh Moskow pada Selasa, 13 Februari 2025.
"Saya yakin upaya ini akan menghasilkan akhir yang sukses, semoga segera!”, kata Trump.
(Sumber: Antara)