Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto mengakui bahwa tingkat korupsi di Indonesia berada pada level yang mengkhawatirkan dan menjadi faktor utama penurunan kinerja di berbagai sektor. Hal ini ia sampaikan dalam forum internasional World Governments Summit 2025.
Karena berhalangan hadir langsung di acara yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, Prabowo menjawab pertanyaan dari Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, melalui tayangan video. Dalio menyoroti rendahnya kualitas pendidikan, penelitian, serta inovasi di Indonesia, yang menurutnya berkaitan erat dengan tingginya tingkat korupsi di negara tersebut.
Baca Juga : Di Forum Dunia, Prabowo Apresiasi Jokowi soal Transisi Pemerintahan
"Saya yakin bahwa masalah dasar kita adalah telah terjadi semacam, saya tidak tahu, apakah itu penurunan kepemimpinan moral, penurunan kepemimpinan sosial. Namun, tingkat korupsi di negara saya sangat mengkhawatirkan," kata Prabowo, Jumat 14 Febuari 2025.
Presiden menegaskan tekadnya untuk mengerahkan seluruh energi dan kewenangannya dalam memberantas korupsi, yang ia anggap sebagai "penyakit" serta akar dari merosotnya kinerja di berbagai sektor.
Dalam sambutannya di forum tersebut, Prabowo menegaskan komitmennya untuk memerangi korupsi dan maladministrasi. Ia menilai bahwa menciptakan pemerintahan yang bersih membutuhkan keberanian serta kesadaran untuk mengakui korupsi sebagai salah satu kelemahan dan tantangan utama yang masih dihadapi Indonesia.
Prabowo Subianto (Istimewa)
Baca Juga : Prabowo Paparkan Cara Efektif Hemat Anggaran di World Gov't Summit!
Setelah 100 hari memimpin pemerintahan, Prabowo juga menyoroti tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah, yang mencapai 81 persen melebihi perolehan suara yang membawanya memenangkan pemilihan presiden.
Ia meyakini bahwa masyarakat telah memahami dan mendukung langkah tegas pemerintah dalam menegakkan hukum, di mana tidak ada satu pun individu yang kebal dari pertanggungjawaban hukum.
"Tindakan kami telah membuktikan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum, mereka yang dianggap tidak tersentuh kini dimintai pertanggungjawabannya," kata Prabowo.
Prabowo menyoroti berbagai bentuk korupsi, termasuk penyalahgunaan dana pemerintah, penggelapan, serta kebijakan pajak yang hanya menguntungkan segelintir pengusaha, yang dampaknya telah dirasakan langsung oleh masyarakat.
Prabowo Subianto Saat Rapat Bilateral dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di Istana Bogor (Sekretarian Presiden)
Baca Juga : Prabowo: Prioritas Utama Pemerintah adalah Jaga Biaya Hidup Rakyat
Karena itu, ia menjelaskan bahwa langkah efisiensi di kementerian dan lembaga, yang mencapai 20 miliar dolar AS, dilakukan untuk mengalokasikan dana tersebut ke proyek-proyek strategis dan berkelanjutan demi kepentingan nasional.
"Setelah 100 hari, saya berhasil menghemat 20 miliar dolar AS. Saya yakin bahwa jika saya tidak menyimpan uang itu, uang itu akan hilang begitu saja. Saya menghadapi beberapa perlawanan dari birokrasi yang mengakar. Beberapa dari mereka menganggap diri mereka tak tersentuh, tetapi saya bertekad untuk bergerak, saya bertekad untuk menegakkan hukum," tegas Prabowo.
(Sumber Antara)