Anak Bos Rental Menangis saat Sidang Terdakwa 3 Prajurit TNI Pembunuh Ayahnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Feb 2025, 13:09
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Dua saksi yang merupakan anak dari bos rental mobil Ilyas Abdurrahman yaitu Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra menangis dalam persidangan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (18/2/2025). Dua saksi yang merupakan anak dari bos rental mobil Ilyas Abdurrahman yaitu Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra menangis dalam persidangan di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (18/2/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Dalam sidang lanjutan kasus penembakan bos rental mobil di Pengadilan Militer II-08 Jakarta pada Selasa, 18 Februari 2025, dua saksi yang merupakan anak dari korban, Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra, menangis saat memberikan kesaksian mengenai kronologi penembakan yang menimpa ayah mereka, Ilyas Abdurrahman.

Agam tidak dapat menahan air mata ketika menceritakan peristiwa penembakan tersebut, terutama saat mengisahkan nasib rekan ayahnya, Ramli, dan ayahnya sendiri. Kesaksian ini diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta, Mayor Chk Gori Rambe, yang meminta penjelasan lengkap mengenai pengejaran mobil yang dibawa oleh tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut dari Oditurat Militer II-07 Jakarta.

Agam menjelaskan bahwa setelah melihat mobil Brio milik mereka dibawa kabur oleh mobil Sigra, ia keluar dan mendapati Pak Ramli sudah terkapar. Pak Ramli berkata, "aduh saya kena tembak, tolong."

Baca juga: TNI AL yang Tembak Bos Rental Mobil Tak Ajukan Pembelaan Usai Didakwa Pembunuhan

Oditur kemudian menanyakan siapa saja yang menjadi korban penembakan di tempat kejadian perkara (TKP). Agam mengaku mendengar teriakan dari dalam tempat perbelanjaan bahwa ada korban lain yang tertembak. Ia kemudian melihat ayahnya terkapar dengan luka tembak di dada dan pergelangan tangan, sambil mengerang kesakitan.

Agam berkata, "Waktu itu ada yang tertembak lagi di dalam, saya tidak tahu. Saya dalam hati 'ya Allah jangan sampai keluarga saya tertembak'. Pada waktu itu saya lihat almarhum ayah saya sudah terkapar dengan memegang dadanya dan pas di tengah dada dengan (teriak kesakitan) 'aak aak' kayak gitu, depan mata saya pak."

Agam menyatakan ketidakpercayaannya bahwa ayahnya menjadi korban penembakan saat mempertahankan haknya. Ia merasa tidak kuat melihat ayahnya kesakitan akibat tembakan tersebut.

Dengan penuh emosi, Agam mengatakan, "Tega sekali. Sengaja menghabisi dengan menembak. Anak mana yang kuat, melihat bapaknya tertembak? Kenapa setega itu? Padahal ayah saya hanya mempertahankan haknya, apa salah ayah saya? Ayah saya juga sudah menawarkan musyawarah, bertanya baik-baik dapat darimana mobil ini."

Sidang yang dimulai pukul 09.10 WIB ini dipimpin oleh Hakim Ketua Letnan Kolonel Chk Arif Rachman, dengan Hakim Anggota Letnan Kolonel Chk Nanang Subeni.

(Sumber: Antara)

x|close