Ntvnews.id, Ankaraa - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Ankara. Pertemuan ini berlangsung di tengah upaya Kyiv untuk memperkuat posisinya dalam merespons negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Dilansir dari Anadolu, Rabu, 19 Februari 2025, Zelensky terbang ke ibu kota Turki dari Uni Emirat Arab (UEA). Melalui akun Telegram-nya, ia mengungkapkan rencana untuk membahas pertukaran tahanan serta berbagai isu lainnya dengan Erdogan.
Pembicaraan antara kedua pemimpin berlangsung di istana kepresidenan Erdogan dan dimulai sekitar pukul 11.15 waktu setempat. Pertemuan ini terjadi hanya beberapa jam setelah diplomat senior AS dan Rusia bertatap muka di Arab Saudi dalam perundingan tingkat tinggi pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu.
Zelensky terakhir kali mengunjungi Turki pada Maret 2024. Menurut ajudan utama Erdogan, Fahrettin Altun, pertemuan kali ini akan berfokus pada upaya untuk "lebih memperkuat kerja sama" antara kedua negara.
Baca Juga: Inggris Siap Kerahkan Pasukan ke Ukraina
Sebagai anggota NATO, Turki berusaha menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara di sekitar Laut Hitam yang tengah berkonflik. Erdogan sendiri telah menempatkan dirinya sebagai mediator utama dan berupaya menjadi jembatan perdamaian antara kedua pihak yang bertikai.
Meskipun Ankara telah memasok pesawat nirawak ke Ukraina, Turki tetap menghindari penerapan sanksi yang dipimpin oleh negara-negara Barat terhadap Moskow.
Bersama Arab Saudi dan UEA, Turki juga memiliki peran penting dalam mediasi beberapa kesepakatan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, yang memungkinkan ratusan tahanan kembali ke negara masing-masing meskipun konflik masih berlangsung.
Baca Juga: Menilik Lokasi Perundingan Trump dan Putin untuk Akhiri Perang Ukraina
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengadakan pertemuan di Riyadh dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam upaya membuka kembali komunikasi antara Moskow dan Washington.
Pejabat AS dan Rusia tengah mempertimbangkan kemungkinan pertemuan puncak antara para pemimpin mereka. Namun, negara-negara Eropa serta Kyiv khawatir bahwa perundingan ini dapat mengarah pada upaya mengakhiri perang di Ukraina tanpa keterlibatan mereka.