Masih Belum Terungkap, Polisi Bakal Periksa 38 Saksi Kasus Pembunuhan Akseyna Mahasiswa UI

Ntvnews.id, Jakarta - Polres Metro Depok saat ini masih mendalami kasus kematian seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) bernama Akseyna Ahad Dori. Kasus ini sudah sembilan tahun tapi, tapi sampai saat ini belum terungkap siapa pembunuh mahasiswa dari FMIPA UI tersebut. 

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengatakan bahwa pihaknya terdapat kendala dalam menangani kasus pembunuhan tahun 2015 tersebut. Kendala tersebut adalah pada saat pertama kali korban ditemukan tidak langsung dikenali identitasnya. 

Identitas korban diduga pembunuhan tersebut baru diketahui lima hari setelah jasadnya ditemukan di Danau Kenanga UI. Hal ini pun menurut pengakuan dari pihak keluarga yang datang dan melihat jasad korban hingga menyatakan bahwa jasad itu adalah Akseyna. 

Akseyna Ahad Dori Mahasiswa UI yang Tewas Dibunuh (Tangkapan Layar: YouTube)

“Jadi kalau saya baca dari berita acara  sudah ditemukan, setelah itu kita tidak tahu itu identitasnya siapa gitu itu di awal. Sehingga sampai 4 atau 5 hari kemudian setelah orang tua korban datang orang tua korban yang mengerti 'oh ini anak saya'. Ini ternyata identik dengan barang-barang yang pernah diberikan dan dimiliki oleh korban,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kombes Arya Perdana menyatakan bahwa mereka baru saja melakukan audiensi bersama dengan pihak Universitas Indonesia dan keluarga korban. Ia mengakui kemungkinan akan memanggil sejumlah saksi yang sebelumnya sempat diperiksa. 

"Jadi dari 38 saksi ini, yang menjadi kunci tidak sampai 30 orang, hanya ada yang tahu tentang keberadaan jenazah atau terakhir bertemu pada tanggal tertentu. Saksi-saksi ini nanti akan kami gabungkan dan rangkaikan," kata Arya dilansir dari akun Instagram @depok24jam. 

Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana (Tangkapan Layar: Instagram)

Untuk diketahui, Akseyna Ahad Dori ditemukan tak bernyawa di Danau Kenanga, Kampus UI Depok, Jawa Barat pada Kamis, 26 Maret 2015. Ketika itu, jasad mahasiswa yang akrab disapa Ace tersebut mengenakan pakaian lengkap, tas gemblok, dan sepatu. 

Dari TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti, seperti tumpukan batu di dalam tas Ace dan secarik kertas yang ditulis oleh dua karakter berbeda. Namun, sampai saat ini polisi belum mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis tersebut.