Ntvnews.id, Islamabad - Serangan mengerikan terjadi di Pakistan barat daya, di mana sekelompok orang bersenjata menembak mati tujuh penumpang bus. Menurut pejabat Pakistan, para korban dibunuh setelah para pelaku mengidentifikasi mereka sebagai warga dari daerah lain.
Pakistan telah lama menghadapi kekerasan sektarian, etnis, dan gerakan separatis, terutama di Balochistan—wilayah yang miskin tetapi kaya mineral serta berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Dilansir dari AFP, Kamis, 20 Februari 2025, serangan terhadap pasukan keamanan dan kelompok etnis di wilayah ini meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Serangan-serangan tersebut sering kali menargetkan buruh dari Punjab, provinsi terbesar dan paling makmur di Pakistan, yang juga menjadi sumber utama perekrutan militer.
Pada Selasa, 18 Februari 2025 malam waktu setempat, para pelaku meledakkan ban sebuah bus yang sedang melintasi Balochistan di sepanjang jalan raya dekat perbatasan provinsi dengan Punjab.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Kasus Penembakan Bos Rental Digelar di Pengadilan Militer
Pejabat senior pemerintah daerah, Saadat Hussain, menyebut bahwa setelah bus terhenti, orang-orang bersenjata naik ke dalam kendaraan dan meminta penumpang menunjukkan kartu identitas mereka.
"Para penumpang yang berasal dari provinsi Punjab... dibawa oleh para teroris dan dibunuh," ujar Hussain.
"Mereka berbaris dan ditembak mati," tambahnya.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) merupakan kelompok paling aktif di wilayah tersebut. Kelompok separatis ini sebelumnya menewaskan enam orang dalam serangan bom pada Januari lalu.
Baca Juga: Pengadilan Militer Jakarta Terima Berkas Kasus Penembakan Bos Rental Mobil oleh TNI AL
Tahun lalu, militan separatis juga membunuh sedikitnya 39 orang, dengan sebagian besar serangan menargetkan etnis Punjab.
Pada November lalu, BLA mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di stasiun kereta api utama di kota Quetta, yang menewaskan 26 orang, termasuk 14 tentara.
Menurut data AFP, sejak 1 Januari lalu, sedikitnya 67 orang—termasuk banyak anggota pasukan keamanan—telah tewas dalam kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah barat Pakistan, terutama di daerah yang berbatasan dengan Afghanistan.