Ntvnews.id, Jakarta - Tri Cahyaningsih, buruh pabrik asal Desa Penggung, Kecamatan Boyolali, Boyolali, harus menelan pil pahit meski meraih nilai tertinggi dalam Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS. Impiannya untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tertunda karena tinggi badannya kurang.
Harapan besar yang telah ia bangun seketika runtuh ketika hasil seleksi diumumkan. Wanita yang akrab disapa Ayya ini mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui bahwa tinggi badannya hanya 157,5 cm, sementara batas minimal yang disyaratkan adalah 158 cm.
Meskipun telah memperoleh skor 476 dalam SKD, Ayya tetap tidak bisa melanjutkan seleksi karena tinggi badannya kurang 0,5 cm dari batas yang ditetapkan.
"Minimal tinggi (tinggi badan minimal) 158 sentimeter. Nah pas di sana (seleksi kesehatan) cuma 157,5 aja. Gelo (kecewa) pastine (pastinya), kurang 0,5 sentimeter aja lho. Tapi gak apa-apa, memang belum rejekine" kata Tri, Rabu, 19 Februari 2025.
View this post on Instagram
Meskipun gagal dalam seleksi kali ini, Ayya tidak menyerah dan berencana untuk mencoba lagi di kesempatan berikutnya. "Kalau ada bukaan lagi (formasi) yang sesuai mau daftar lagi. Bisa pakai nilai SKD yang kemarin," tandasnya.
Ternyata, kegagalan ini bukanlah yang pertama kali dialami Ayya. Sejak tahun 2017, ia telah beberapa kali mencoba mendaftar PNS. Berbekal ijazah SMA, ia pertama kali mendaftar sebagai penjaga tahanan, tetapi harus gugur pada tes kesamaptaan.
Ia kembali mencoba, namun gagal mengikuti seleksi. Perjuangannya terus berlanjut, tetapi saat itu ia tengah hamil dan melahirkan sehingga tidak bisa mengikuti tes. Padahal, tahun tersebut menjadi kesempatan terakhirnya untuk mendaftar sebelum batas usia maksimal 28 tahun.
"Kan tidak bisa ikut lagi karena batas usia maksimal 28 tahun. Yaudah gak bisa," ucapnya, Sabtu, 9 November 2024.
Tri Cahyaningsih Peraih Skor SKD Tertinggi (Instagram)
Namun, keberuntungan mulai berpihak pada Ayya ketika ada pengumuman pembukaan CPNS Kemenkumham Jawa Tengah untuk formasi penjaga tahanan pada 2024. Kali ini, batas usia maksimal dinaikkan menjadi 35 tahun, sehingga Ayya yang berusia 31 tahun bisa kembali mencoba.
Kesempatan ini ia manfaatkan dengan baik dan berhasil meraih skor tertinggi dalam SKD. Namun sayangnya, ia tetap gagal karena tinggi badannya masih kurang 0,5 cm dari syarat minimal.
Meski kembali gagal, Ayya tidak patah semangat. Ia berencana mencoba lagi di seleksi CPNS 2025 jika ada formasi yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun, ia masih belum memutuskan apakah akan kembali mendaftar di formasi penjaga tahanan atau memilih formasi lain.
Dukungan penuh juga datang dari sang suami yang terus menyemangatinya untuk mencoba lagi. Harapan besar masih ia simpan untuk bisa lolos pada seleksi berikutnya. Saat ini, Ayya terus belajar di sela-sela kesibukannya sebagai buruh pabrik tekstil di Boyolali.