Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang berupaya merayu para anggota Partai Likud yang menentang proposal gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dalam situasi di mana dirinya tengah menghadapi ancaman penggulingan.
Dilansir dari KAN, Kamis, 6 Juni 2024 Netanyahu sedang berusaha untuk membujuk anggota-anggota Likud yang menolak untuk berdamai dengan entitas yang tidak disebutkan.
Namun, upayanya ini juga menemui penolakan keras dari Menteri Keuangan dan Menteri Keamanan Nasional Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT (Antara/Antadolu/aa)
Diketahui bahwa koalisi antara Partai Likud dan partai Ben-Gvir, Otzma Yehudit, berpotensi mengancam posisi pemerintahan Netanyahu di parlemen, yang bisa mengakibatkan bubarnya administrasinya.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Israel Bakal Hadapi Hal Mengerikan Ini
Gencatan Senjata Diserukan Israel, Ini Tanggapan Tak Terduga Hamas
"Langkah Netanyahu dilakukan mengingat ancaman Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk menggulingkan pemerintah jika dia menyetujui proposal yang diumumkan oleh Biden," lapor KAN.
Meskipun demikian, pada hari Selasa, beberapa menteri dari Partai Likud serta pemimpin Partai Persatuan Torah Yudaisme yang juga Menteri Perumahan Yitzhak Goldknopf, menyatakan dukungan terhadap usulan gencatan senjata. Goldknopf menyatakan bahwa ia mendukung setiap langkah yang bertujuan untuk membebaskan sandera Israel di Gaza.
Yair Lapid, pemimpin oposisi, juga menekan Netanyahu untuk menerima usulan gencatan senjata yang diumumkan oleh Biden. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan politik kepada Netanyahu untuk mencapai kesepakatan tersebut.
Benjamin Netanyahu (The Arab News)
Sebelumnya, Biden menyampaikan sebuah rancangan gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Palestina di Gaza yang terdiri dari 3 tahap. Ia memohon agar Israel dan milisi tersebut menerima rencana tersebut untuk menciptakan potensi perdamaian di masa depan.
Baca Juga: Bela Palestina, Maladewa Larang Warga Israel Plesir ke Negaranya
Dalam tahap pertama, Biden menjelaskan bahwa gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu. Ini akan mencakup gencatan senjata yang komprehensif, dengan penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza, pembebasan sejumlah sandera termasuk perempuan dan lansia, serta mereka yang terluka dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.
Selanjutnya, dalam tahap kedua, Biden mengatakan bahwa ada upaya untuk mengakhiri permusuhan secara permanen. Namun, ia menambahkan bahwa negosiasi untuk mencapai tahap kedua bisa memakan waktu lebih dari enam minggu karena kemungkinan adanya perbedaan pendapat di antara kedua belah pihak.
Pada tahap ketiga, rekonstruksi Gaza akan dilakukan secara besar-besaran. Sisa dari sandera yang terbunuh juga akan dikembalikan kepada keluarga mereka.