Ntvnews.id, Teheran - Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah memperingatkan bahwa Israel akan “membayar akibat” atas serangan udara di Suriah yang menewaskan perwira Garda Revolusi Iran Saeid Abiar pada Senin pagi waktu setempat, seperti kata iranintl.
Hossein Salami dalam pesan belasungkawa atas pembunuhan Abiar, mengatakan bahwa Israel harus “mengharapkan tanggapan” atas serangan yang menurut SANA, kantor berita Suriah. Serangan ini menewaskan beberapa 'martir' dan menyebabkan kerusakan material.
Israel biasanya tidak mengomentari serangan di Suriah namun mereka dituduh menyerang sasaran militer Iran di Suriah sejak tahun 2011. Kehadiran Iran di Suriah meningkat setelah perang saudara dalam upaya untuk mempertahankan Presiden Bashar Assad tetap berkuasa.
Mereka menggunakan Suriah sebagai sebuah pangkalan untuk mengoordinasikan proksinya di wilayah tersebut dan mentransfer senjata ke kelompok seperti Hizbullah di Lebanon.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris melaporkan bahwa para korban termasuk anggota Hizbullah Lebanon, sebuah pabrik tembaga dan gudang senjata, yang menjadi sasaran serangan tersebut.
Pada hari Selasa, Salami menghadiri upacara pemakaman Abiar, yang merupakan anggota senior Pasukan Quds IRGC dan telah ditempatkan di Suriah sejak tahun 2012, diyakini sebagai penasihat yang mengoordinasikan kegiatan proksi Iran.
Ini adalah serangan kedua dalam seminggu dan merupakan kelanjutan dari meningkatnya ketegangan antara Iran dan musuh bebuyutannya, Israel. Pada bulan April, dugaan serangan udara Israel menewaskan dua jenderal IRGC dan beberapa pejabat senior di konsulat Iran di Damaskus.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANT (Antara/Antadolu/aa)
Hal ini diikuti oleh serangan langsung pertama dari Iran terhadap Israel pada tanggal 13 April, yang melibatkan 350 rudal dan drone, sebagian besar dicegat oleh Israel dan koalisi pimpinan AS.
Periode yang relatif tenang terjadi sejak pertengahan April, namun tampaknya Israel melanjutkan serangan terhadap sasaran Iran di Suriah. Komandan dan pejabat militer Iran sering mengeluarkan ancaman terhadap Israel dan tidak jelas apakah ancaman Salami berarti pembalasan terhadap Israel.
Iran telah mengerahkan ribuan milisi dan pejuang Afghanistan dari Irak dan tempat lain untuk berperang melawan pemerintah dan mengambil posisi di dekat perbatasan Israel. Serangan Israel bertujuan untuk menghancurkan pengiriman senjata Iran ke Hizbullah Lebanon dan menghentikan kubu Iran di Suriah.