Presiden Ukraina Sebut Siap Mundur, Jika…

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Feb 2025, 09:25
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky (Instagram: Volodymyr Zelensky)

Ntvnews.id, Kiev - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan kesediaannya untuk mundur dari jabatannya jika hal itu dapat membawa perdamaian bagi Ukraina. Selain itu, ia juga mengajukan opsi agar pengunduran dirinya ditukar dengan keanggotaan Ukraina dalam Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dilansir dari Reuters, Selasa, 25 Februari 2025, pernyataan ini disampaikan Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv pada Minggu, 23 Februari 2025 waktu setempat, menjelang peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.

"Jika ada perdamaian bagi Ukraina, jika Anda benar-benar membutuhkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap," ujar Zelensky dengan nada kesal saat ditanya apakah ia bersedia mundur demi menjamin perdamaian.

"Saya bisa menukarnya dengan (keanggotaan) NATO, jika kondisi itu ada, segera," tambahnya.

Baca Juga: Tegang, Trump Minta Ukraina Kembalikan Bantuan dari AS

Zelensky selama ini mengupayakan agar Ukraina menjadi anggota NATO sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang, tetapi aliansi yang dipimpin AS tersebut enggan memberikan janji konkret.

Belakangan, Zelensky menghadapi kritik tajam dari pemerintahan baru AS. Ia juga menyatakan keinginannya untuk bertemu Presiden Donald Trump sebelum Trump mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Ketegangan antara Zelensky dan Trump semakin meningkat setelah pejabat AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi untuk membahas perang Ukraina tanpa melibatkan Kyiv. Pertemuan itu mengguncang kebijakan Barat yang selama ini berusaha mengisolasi Moskow, serta menimbulkan kemarahan Ukraina dan negara-negara Eropa.

Dalam serangkaian pernyataan kontroversial, Trump menyebut Zelensky sebagai "diktator tanpa pemilu" dan mengklaim bahwa Presiden Ukraina tersebut tidak populer di negaranya, bertentangan dengan hasil jajak pendapat independen. Trump bahkan secara keliru menyatakan bahwa Ukraina yang "memulai" perang dengan Rusia.

Baca Juga: Trump Klaim Telah Capai Kesepakatan dengan Putin untuk Akhiri Perang di Ukraina

Menanggapi pernyataan Trump, Zelensky menegaskan bahwa ia tidak merasa tersinggung, dengan menyebut Trump telah terpengaruh oleh "disinformasi" Rusia.

"Seseorang akan tersinggung dengan kata 'diktator' jika dia adalah seorang diktator," ujarnya dalam konferensi pers. Ini merupakan respons pertamanya terhadap pernyataan Trump setelah sebelumnya ia memilih untuk tidak menanggapi secara langsung.

Trump diketahui mendorong pemilu di Ukraina dan mengkritik Zelensky karena tetap berkuasa meskipun masa jabatannya secara resmi berakhir pada 2024. Isu ini telah lama dimanfaatkan Rusia untuk menuduh Zelensky sebagai pemimpin yang tidak sah.

Namun, undang-undang di Ukraina melarang penyelenggaraan pemilu selama keadaan darurat militer, yang diberlakukan sejak invasi Rusia pada 2022.

"Saya tidak akan berkuasa selama beberapa dekade, tapi kami juga tidak akan membiarkan Putin berkuasa atas wilayah Ukraina," tegas Zelensky.

x|close