Kecelakaan Lagi, Kali Ini Pesawat Militer yang Jatuh

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Feb 2025, 07:56
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi pesawat jatuh Ilustrasi pesawat jatuh (Antara)

Ntvnews.id, Khartum - Sebuah pesawat militer Sudan mengalami kecelakaan di pinggiran ibu kota Khartoum akibat masalah teknis. Menurut sumber militer, seluruh awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.

"Sebuah pesawat Antonov jatuh, menewaskan sejumlah perwira yang berada di dalamnya," ujar sumber tersebut kepada AFP. Ia berbicara secara anonim karena tidak memiliki wewenang untuk memberikan keterangan kepada media, seperti dikutip AFP, Rabu, 26 Februari 2025.

Kecelakaan tersebut terjadi di sekitar pangkalan udara Wadi Seidna, salah satu pusat militer utama di Omdurman, bagian dari wilayah Khartoum Raya.

Warga di wilayah utara Omdurman melaporkan bahwa kecelakaan itu disertai suara ledakan keras. Insiden ini juga berdampak pada pemadaman listrik di beberapa area sekitarnya.

Baca Juga: Viral Kisah Pemuda Salah Naik Pesawat Beda Benua, Kok Bisa?

Seorang saksi mata menyebut bahwa pesawat tersebut sedang terbang dari arah utara Sudan menuju selatan ketika jatuh di dekat pangkalan yang juga berfungsi sebagai bandara militer.

Peristiwa ini terjadi sehari setelah kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya jet tempur di Nyala, ibu kota Darfur Selatan.

Dalam sebuah pernyataan kepada media, RSF menyatakan bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia pada Senin pagi. Kelompok tersebut mengklaim bahwa pesawat itu hancur bersama seluruh awaknya.

Baca Juga: Geger Pilot Munum Alkohol Sebelum Terbangkan Pesawat

Ketegangan semakin meningkat seiring dengan keberhasilan tentara Sudan dalam melakukan serangan di beberapa front, termasuk Sudan tengah dan ibu kota Khartoum, melawan pasukan RSF.

Sejak April 2023, panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya yang kini menjadi pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Daglo, telah terlibat dalam konflik sengit untuk memperebutkan kekuasaan.

Pertikaian yang dipicu oleh perbedaan pandangan terkait struktur pemerintahan di masa depan ini telah menelan puluhan ribu korban jiwa dan menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah, menurut PBB.

x|close