Hamas Bersiap Bertempur di Tengah Masalah Negosiasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Feb 2025, 09:00
thumbnail-author
Adiansyah
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Kelompok Hamas di Jalur Gaza. Ilustrasi - Kelompok Hamas di Jalur Gaza. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow - Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah laporan menyebutkan bahwa Hamas tengah bersiap untuk melanjutkan pertempuran di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dengan Israel.

Menurut laporan The Wall Street Journal (WSJ), Rabu, 26 Februari 2025, Hamas dikabarkan sedang memperkuat kekuatan militernya sebagai antisipasi jika perundingan mengalami kegagalan.

Berdasarkan informasi dari pejabat negara-negara Arab yang dikutip WSJ secara anonim, Hamas kini mulai menyusun ulang kekuatan tempurnya. Langkah-langkah strategis yang mereka lakukan mencakup; menunjuk komandan baru untuk mengoordinasikan operasi militer di lapangan.

Kemudian mempersiapkan unit khusus guna mengidentifikasi dan melacak mata-mata Israel di Gaza. Lalu memulihkan terowongan bawah tanah, yang selama ini menjadi salah satu elemen penting dalam strategi perang gerilya mereka. Kemudian Melatih anggota baru dalam penggunaan senjata serta taktik militer menghadapi pasukan Israel.

Sementara itu, pasukan Israel dikabarkan berupaya mengambil alih kendali atas Koridor Netzarim, sebuah jalur strategis yang memisahkan Gaza menjadi wilayah utara dan selatan.

Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi Israel untuk mempersempit pergerakan Hamas serta memperkuat kontrol atas wilayah tersebut.

Ilustrasi - Para pejuang kelompok Palestina, Hamas, di depan para warga Palestina <b>((Antara))</b> Ilustrasi - Para pejuang kelompok Palestina, Hamas, di depan para warga Palestina ((Antara))

Salah satu pemicu kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata adalah perbedaan sikap terkait pertukaran sandera dan tahanan. Pada Sabtu, 22 Februari 2025, Hamas telah menyerahkan enam sandera Israel, tetapi Israel menolak membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina yang seharusnya ditukar dalam kesepakatan.

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pembebasan tahanan Palestina akan ditunda hingga Hamas setuju untuk membebaskan sandera Israel berikutnya tanpa syarat tambahan.

Gencatan senjata di Gaza telah berlangsung sejak 19 Januari sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas. Perjanjian ini dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, yang telah membentuk pusat koordinasi di Kairo untuk memastikan jalannya perundingan.

Sebelumnya, kesepakatan gencatan senjata pertama telah berlangsung pada November 2023, tetapi hanya bertahan selama enam hari sebelum pertempuran kembali berkobar.

(Sumber Antara)

x|close